Viral, Surat Terbuka untuk Neno Warisman, Pengirimnya Diduga Satu Almamater di Tarakanita

Viral, Surat Terbuka untuk Neno Warisman, Pengirimnya Diduga Satu Almamater di Tarakanita

Aksi Gerakan #2019GantiPresiden yang kian masif digelar di sejumlah daerah, tersandung kasus persekusi yang menimpa tokohnya, Neno Warisman. Tak lama kemudian, beredar Surat terbuka untuk Neno Warisman yang diunggah Sari Musdar di akun facebooknya. Saat radarceribon.com menyambangi akun tersebut, telah dishare 975 kali. Dalam unggahan tersebut diungkapkan Sari Musdar, sebagai satu almamater dengan Neno Warisman Berikut isi surat terbuka Sari Musdar dalam akun facebooknya Dear Neno Warisman,  Saya tidak terlalu kenal anda, tapi kita pernah satu almamater, walau jarak angkatan kita sangat jauh. Anda membuat kami malu. Saya sebenarnya malas untuk mengkritisi anda.  Tapi memperhatikan sepak terjang anda akhir-akhir ini, saya jadi jengah. Menurut saya anda sudah berlebihan. Benar, semua warga negara punya hak untuk berekspresi. Seperti kata pengacara anda, semua warga negara punya kebebasan berpendapat. Tapi anda dan pengacara anda mestinya sadar, seperti Teori Roscoe Pound, hidup dalam masyarakat mempunyai batasan. Kebebasan kita dibatasi oleh orang lain. Di situlah fungsi hukum mengatur kebebasan tiap warga negara agar tidak merugikan orang lain, terlebih lagi negara. Anda dan gerakan 2019 ganti presiden ini sebenarnya pintar-pintar bodoh, pintar tapi pura-pura bodoh, lalu playing victim. Kalian tahu aturan PEMILU, kalian tahu aturan BAWASLU. Kalian seperti mencari celah hukum. Masa kampanye belum mulai, kalian seperti orang kesurupan, sibuk membuat gerakan di berbagai kota. Kalian memang tidak kampanye secara langsung, tidak menyebut nama kandidat presiden. Tapi secara logika, saat ini secara resmi sudah ada 2 pasangan capres dan cawapres. Jika pilihan kalian bukan Jokowi-Maa\'ruf, lalu siapa yang anda maksudkan dengan calon dari gerakan \'ganti presiden\' kalian ? Yang anda lakukan sangat jahat Neno! Anda tidak mentaati ketentuan dan proses PILPRES, membuat konflik hingga orang mendemo anda, lalu anda berakting sebagai korban. Presiden sudah pasti akan diganti tiap 5 tahun menurut konstitusi. Mengapa anda seperti orang sembelit? Tidak sabar menunggu waktunya. Kalau anda mengaku seorang ustadzah, mestinya tahu adab menghormati pemimpin. Anda bilang anda dikawal oleh polisi dengan senjata laras panjang padahal polisi punya SOP, yang polisi lakukan adalah antisipasi dari segala kemungkinan, bukan mengintimidasi anda! Polisi sebenarnya sedang melindungi anda dari pihak-pihak yang sangat emosi atau ingin memperkeruh keadaan akibat tindakan anda! Ayolah, sebagai lulusan SMA Tarakanita anda pasti cerdas. Kalau ingin mendapatkan kekuasaan raihlah dengan prestasi, dengan cara yang elegan sesuai undang-undang yang berlaku. Jangan mau dijadikan alat oleh orang-orang yang haus kekuasaan ! Kalau anda ingin berpolitik contohlah adik kelas anda, pengacara cerdas yang saat ini duduk menjadi petinggi di salah satu parpol. Atau contoh saya yang memulai dari bawah dari partai politik baru. Anda ini mengaku ustadzah tapi menggunakan cara-cara yang tidak islami. Saya bingung melihat anda. Usia seperti anda mestinya sudah lebih bijak, cooling down. Sudah mengejar akhirat. Anda punya kebebasan berpendapat, itu benar, tapi ada batasannya, jangan sampai kebebasan berpendapat itu mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa. Oia dapat salam dari teman saya di Semarang,Deasy Yunita Sintawati mungkin nama ini mengingatkan anda untuk tafakur. Salam cinta dari junior satu almamater *Sari Musdar alumnus SMA Tarakanita 1 Pull Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: