Perbaiki Rumah Rusak di Lombok, Pemerintah Kirim 400 Insinyur
JAKARTA- Pendataan dan verifikasi kerusakan rumah akibat gempa Lombok terus dilakukan di tujuh kabupaten dan kota di wilayah Pulau Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Petugas terus melaksanakan verifikasi sesuai tingkat kerusakan rumah. Yakni rumah rusak berat, sedang, dan rusak ringan yang disesuaikan dengan nama dan alamat pemilik. “Data sementara kerusakan rumah terdapat 83.392 unit rumah rusak. Di mana 32.129 unit rumah sudah diverifikasi. Dari 32.129 rumah rusak yang sudah terverifikasi terdapat 16.231 unit rumah rusak berat, sedangkan sisanya rusak sedang dan rusak ringan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan, Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin (29/8). Sutopo tidak berani memastikan jumlah itu merupakan jumlah pasti. Sebab jumlah rumah rusak masih dapat bertambah mengingat proses pendataan masih berlangsung. “BNPB telah menyalurkan bantuan perbaikan rumah Rp250 miliar. BNPB sudah mengajukan tambahan anggaran ke Kementerian Keuangan untuk bantuan perbaikan rumah,” ucapnya. Menurut Sutopo, upaya mempercepat perbaikan rumah terus dilakukan. Sebanyak 20 unit rumah contoh dengan teknologi tahan gempa Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) telah dibangun. “Sebagian masyarakat telah kembali melakukan aktivitas di pasar,” cerita Sutopo. Sebagian juga tetap melakukan aktivitas di ladang, kebun dan lahan pertaniannya. Mereka kembali ke pengungsian malam hari. Kementerian PUPR akan mengirimkan sebanyak 400 insinyur muda yang merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2017 untuk mendampingi masyarakat dalam membangun rumah tahan gempa di Pulau Lombok, Nusa NTB. Para CPNS akan diberangkatkan secara bertahap mulai hari ini (30/8) dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI. “Prinsipnya adalah build back better. Mereka akan dilatih selama 1-2 hari mengenai rumah tahan gempa yakni Risha yang merupakan hasil inovasi Balitbang Kementerian PUPR sebelum disebar ke berbagai lokasi di NTB khususnya Pulau Lombok,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Basuki menjelaskan, di Lombok saat ini sudah ada aplikator Risha yang akan mengajarkan cara membuat dan merakit Risha. Juga sudah ada rumah contoh yang dibangun serta cetakan beton modular yang dibutuhkan untuk membangun rumah tahan gempa tersebut. Mereka akan bertugas minimal satu bulan. Selama masa pendampingan, akan dibentuk tim fasilitator yang terdiri dari sembilan sampai sepuluh orang yang bertanggung jawab mendampingi rehabilitasi serta rekonstruksi 100-150 rumah. Mengingat banyaknya jumlah dan luasnya sebaran rumah yang rusak, tenaga fasilitator yang dibutuhkan juga tidak sedikit. Kementerian PUPR memperkirakan kebutuhan tenaga pendamping untuk perbaikan sekitar 74 ribu unit rumah adalah 2 ribu tenaga fasilitator. Karena itu Kementerian PUPR juga mengajak mahasiswa teknik dari PTN maupun PTS menjadi bagian tim fasilitator. Mereka bisa bertugas sebagai bagian kuliah kerja nyata (KKN). Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Sumadilaga mengungkapkan, perkuatan struktur rumah tidak hanya diperlukan pada rumah rusak berat saja. Namun rumah-rumah dengan kategori rusak sedang dan rusak ringan. Sebab, hampir seluruh rumah yang rusak tidak memiliki struktur bangunan yang baik. “Seperti tidak adanya kolom dan tulangan besi,” katanya Jumlah fasilitas publik yang rusak masih terus diverifikasi. Sementara ini jumlah sekolah yang rusak 330 unit. Terdiri atas 14 TK, 175 SD, 67 SMP dan MTS, serta 74 SMA maupun MA. Sedangkan Rumah ibadah sebanyak enam unit rusak. Kemudian ada 118 rumah sakit, puskesmas, puskesdes, dan posyandu yang juga rusak. Sedangkan pasar sebanyak 22 rusak. “Angka ini masih terus bergerak. Untuk fasilitas publik seperti pasar sudah mulai kami kerjakan. Yakni Pasar Tanjung dan Pasar Pemenang,” jelas Danis. (lyn/syn/tau)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: