Kawasan Wisata Batik Trusmi Bakal Disulap Jadi “Malioboro” Cirebon

Kawasan Wisata Batik Trusmi Bakal Disulap Jadi “Malioboro” Cirebon

CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon mulai kencang untuk melakukan penataan Kawasan Wisata Batik Trusmi (KW-BT). Berbagai SKPD teknis pun dikoordinasikan untuk bisa mewujudkan penataan kawasan bersejarah itu. Sekretaris Disbudparpora Kabupaten Cirebon, R Chaedir Susilaningrat mengatakan, saat ini masih banyak persoalan pada kawasan Batik Trusmi yang harus segera dibenahi. Mulai kemacetan jalan, banyaknya sampah di jalan, sehingga membuat ketidaknyamanan para wisatawan untuk masuk ke kawasan batik itu. Namun demikian, Pemkab Cirebon saat ini sudah mulai melakukan penataan Kawasan Wisata Batik Trusmi. Terutama dengan membuat Detail Engineering Design (DED). “Kita berusaha untuk bisa menata kawasan itu lebih baik lagi. Tetapi belum ke action. Kita sekarang baru menyusun DED untuk penataan kawasan batik. Nanti mau apa yang dilakukan di situ, misalnya jalannya diperbaiki, pedagangnya ditertibkan, lalu parkirnya ditata,” tuturnya kepada Radar Cirebon, Jumat (79). Tentu, Disbudparpora tidak bisa sendiri dalam menata kawasan Batik Trusmi. Pihaknya juga membutuhkan SKPD lain untuk bersama-sama mewujudkan perbaikan penataan lokasi tersebut. “Itu harus lintas OPD, tidak bisa Disbudparpora sendiri,” jelas Chaedir. Terpisah, Kabid Pemerintahan, Sosial dan Budaya Bappelitbangda Kabupaten Cirebon, Agung Gumilang menyampaikan alasan Pemkab Cirebon melakukan penataan terhadap kawasan wisata Batik Trusmi. Pertama, karena Kabupaten Cirebon telah ditetapkan menjadi kawasan Metropolitan Cirebon Raya. Sehingga mau tidak mau, harus siap. Alasan lainnya, kawasan Batik Trusmi memiliki potensi ekonomi yang sangat signifikan. “Sekarang kita lihat perputaran uang di kawasan Batik Trusmi ini cukup banyak, tetapi belum bisa kita anggap sudah maksimal. Sehingga, dengan penataan ini diharapkan potensi ekonomi ini bisa lebih dimaksimalkan,” bebernya. Disbudparpora akan mengusung konsep penataan kawasan wisata Batik Trusmi ini seperti kawasan Malioboro di Yogyakarta. Yang nyaman dan membuat para wisatawan ingin kembali berkunjung ke Malioboro. Tentu, dengan mengusung konsep seperti Malioboro, akan banyak tantangan perbaikan yang dilakukan Pemkab Cirebon. Terutama dari sisi infrastruktur, harus ditata dengan baik. “Bagaimana jalannya harus diperbaiki, begitu juga PJU. Lokasi juga steril dari sampah. Dan yang tidak kalah pentingnya penataan infrastruktur,” ujarnya. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: