Rupiah Lemah, Harga Sembako Masih Normal

Rupiah Lemah, Harga Sembako Masih Normal

CIREBON - Melemahnya nilai tukar rupiah tak membuat perekonomian di tingkat mikro terdampak. Beragam harga komoditi terpantau normal dengan stok memadai. Tahu dan tempe yang notabene bahan bakunya impor, juga belum terdampak. Pantauan Radar Cirebon, tempe masih dijual Rp 6 ribu. Tahu Rp 300-Rp 800 per biji. Salah seorang pedagang, Yanti mengaku belum merasakan dampak yang signifikan. Tetapi bisa saja ada perubahan harga ketika bahan bakunya memang mahal. \"Sekarang harganya masih sama. Dari distributornya juga nggak ada kenaikan,” ujar Yanti, kepada Radar Cirebon. Di Pasar Induk Jagasatru kondisinya kurang lebih sama. Kepala Pasar Jagasatru, Sugandi mengungkapkan, tempe rata-rata  dijual Rp 3 ribu untuk ukuran kecil dan Rp 5 ribu untuk ukuran besar. Sedangkan untuk tahu bervariatif sesuai ukuran. \"Masih normal. Stok juga aman,” katanya. Selain itu, beberapa komoditi yang diimpor terpantau dijual dengan harga normal seperti wortel, dan bawang putih. Wortel dibanderol dengan harga Rp 7 ribu/kg, bawang putih biasa Rp 20 ribu/kg, dan bawang putih kating Rp 25 ribu/kg. \"Harga sih stabil. Kami juga baru rapat dengan ketahanan pangan dan di semua pasar pun masih dengan harga yang stabil,\" paparnya. Komoditi lainnya juga dibanderol dengan harga normal. Telur ayam ras dijual Rp 26 ribu/kg, daging ayam ras Rp 33-Rp 35 ribu/kg, kentang super Rp 13 ribu/kg, kentang biasa Rp 10 ribu/kg, cabai merah super Rp 15 ribu/kg, cabai rawit Rp 13 ribu/kg, bawang merah super Rp 16 ribu/kg, bawang merah kecil Rp 12ribu/kg. HARGA TERKENDALI, AGUSTUS DEFLASI Stabilitas harga pangan sendiri terjadi sejak awal Agustus. Bahkan Kota Cireon mengalami deflasi hingga 0,32 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 128,94 persen. Dari 7 kota pantauan IHK di Provinsi Jabar, tercatat enam kota mengalami deflasi dan satu kota mengalami inflasi. Deflasi Tetinggi terjadi di Kota Tasikmalaya sebesar 0,37 persen dan terendah di Kota Bandung yakni 0,02 persen. Sedangkan inflasi terjadi di Kota Depok 0,42 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon, Joni Kasmuri mengungkapkan, dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok pengeluaran menegalami inflasi dan dua kelompok mengalami deflasi. Kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 1,75 persen. Sementara kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,06 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,18 persen. Kelompok sandang mengalami inflasi 0,12 persen. Kelompok kesehatan mengalami inflasi 0,55 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami inflasi sebesar 0,01 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,11 persen. Stabilitas harga ini juga tergambar dalam andil delfasi. Kelompok bahan makanan berkontribusi sebesar 0,3878 persen, dengan sub kelompok bumbu-bumbuan 0,1990 persen. Deflasi yang dialami kota Cirebon di Agustus 2018 juga tutur diikuti deflasi yang dialami oleh Jawa Barat sebesar 0,01 persen dan nasional 0,05 persen. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: