Inovasi Desa Pasuruan, Membudidayakan Ikan di Selokan dan Saluran Irigasi

Inovasi Desa Pasuruan, Membudidayakan Ikan di Selokan dan Saluran Irigasi

CIREBON-Jepang sangat terkenal dengan kebersihannya. Bahkan saking bersihnya, ikan pun bisa hidup dan berkembang biak di selokan-selokan yang ada di Negeri Sakura itu. Tapi cerita ini bukan tentang Jepang, negara yang sangat populer dengan tingkat disiplinnya yang sangat tinggi. Cerita ini tentang sebuah desa yang ada di wilayah Kabupaten Cirebon yang bercita-cita kalau sungai-sungai dan saluran irigasinya bisa seperti Jepang. Desa tersebut adalah Desa Pasuruan, Kecamatan Pabedilan. Desa yang bersebelahan persis dengan Sungai Cisanggarung ini, bisa mendapat pasokan air dari Sungai Cisanggarung hampir sepanjang tahun, meskipun harus dengan cara dipompa. Saat ini, jika mengunjungi wilayah desa tersebut, kita pasti terkaget-kaget. Pasalnya, sudah sebagian jalur selokan dan saluran irigasi di wilayah tersebut, kini menjelma menjadi kolam-kolam budidaya ikan dengan sekat berbagai ukuran. Selain keberadaan ikan yang menjadi daya tariknya, kondisi saluran irigasi dan selokan yang dulunya sangat kumuh dan kotor, kini secara perlahan-lahan menjelma menjadi sangat bersih dan nyaris tak terlihat sampah di saluran tersebut, terutama titik yang sudah ditanam ikan jenis nila. Abdul Mu’min, salah satu warga yang membudidayakan ikan di desa tersebut mengaku perubahan besar di Desa Pasuruan terjadi sekitar dua bulan yang lalu. Saat itu, salah seorang pengusaha setempat berkoordinasi dengan pemerintah desa berusaha merumuskan penanganan sampah, terutama gaya hidup masyarakat yang masih membuang sampah dan limbah rumah tangga di saluran irigasi. “Jadi, saat itu kita ditawari untuk ikut budidaya ikan nila, bukan di kolam tapi di selokan dan saluran irigasi. Bibitnya gratis untuk tanam pertama, dikasih secara cuma-cuma,” ujarnya. Dari situ kemudian satu persatu warga pun ikut dan mulai membersihkan saluran irigasi atau selokan untuk tempat melakukan budidaya ikan. Sampah-sampah yang tadinya banyak bertebaran di selokan, kini perlahan-lahan mulai menghilang. “Sekarang sudah ada sekitar 30 sampai 40 pelaku budidaya ikan nila di selokan. Jumlah ikan per orang cukup banyak, ada yang seribu dan ada juga yang sampai lima ribu ekor. Alhamdulillah respons masyarakat bagus dan semuanya bersedia membersihkan selokan dan saluran irigasi. Ini jadi mirip Jepang, nanti selokannya bersih dari sampah,” imbuhnya. Kini, selokan atau saluran irigasi tersebut setiap harinya ramai. Bahkan, jika pagi hari banyak sekali warga yang datang melihat selokan untuk melihat ikan yang diperkirakan berjumlah 52 ribu ekor tersebut diberi makan. “Sekarang banyak yang minta untuk ikut. Selokan dibersihkan secara mandiri. Kalau untuk ikannya bisa 4 bulan panen. Jualnya bisa melalui pengusaha yang punya ide untuk memanfaatkan selokan untuk kegiatan budidaya ikan ini,” jelasnya. Sementara itu, Kaliyah kepada Radar Cirebon menuturkan, jika inisiatif untuk menerapkan budidaya ikan di selokan tersebut, muncul dari inisiatif anaknya, Kusnan (42). Menurutnya, sejak kecil Kusnan sangat akrab dan suka dengan ikan. “Suatu ketika ia punya mimpi ikan-ikan bisa hidup di selokan dan saluran irigasi di desa ini. Setelah lihat referensi di internet, Kusnan lalu ngobrol dengan pihak pemerintah desa untuk memanfaatkan saluran irigasi untuk budidaya ikan,” katanya. Bahkan untuk meyakinkan pemdes, Kusnan sampai mengajak Pemdes Pasuruan untuk melakukan studi banding ke Solo, melihat penerapan budidaya ikan di wilayah tersebut. “Jadi, belajarnya di Solo. Dapat bibit ikannya juga dari sana. Sempat diajak juga pemdesnya ke sana buat belajar dan melihat dampak positifnya. Alhamdulillah, sekarang sudah berjalan baik. Sudah 50 hari dan banyaknya saluran air yang digunakan untuk budidaya ikan semakain banyak,” jelasnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: