Bau Batu Bara Kian Menyengat di Sekitar Pelabuhan Cirebon

Bau Batu Bara Kian Menyengat di Sekitar Pelabuhan Cirebon

CIREBON - Debu batu bara meresahkan masyarakat di sekitar Pelabuhan Cirebon. Dalam beberapa hari terakhir, aroma emas hitam kian menyengat dirasakan. Warga RW 01 Pesisir Selatan, Jafar Sidik mengungkapkan, kondisi itu terasa sepekan terakhir. Terutama sejak angin bertiup cukup kencang. “Kalau rumah nggak ada plafonnya, itu debu keliatan. Kalau lagi bongkar, ya tambah kerasa baunya. Sampai masuk ke rumah,” ujar Jafar, kepada Radar, Jumat (21/9). Sejak warga mengeluhkan efek debu batu bara, PT Pelindo II Cirebon meminta izin untuk memasang alat pengukur debu. Penempatannya ada dua titik yakni di RW 01 dan RW 10. Namun hingga saat ini belum ada pemberitahuan dari hasil pengujian tersebut. \"Hasilnya apa? Harusnya warga dikasih tahu ya. Masa buat sendiri aja,” tuturnya. Bagaimana dengan kompensasi yang diterima warga? Sejauh ini, pemberiannya dilakukan perusahaan bongkar muat (PBM). Tetapi dari PT Pelindo II Cirebon hanya memberikan sembako gratis setahun sekali. Melihat kompensasi yang diberikan, Jafar merasa, hal itu tak sebanding dengan apa yang dirasakan. “Kami juga inginnya lingkungan ini sehat, nyaman,” katanya. Di tempat terpisah, Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Asep Dedi mempertanyakan standar operasional prosedur (SOP) bongkar muat batu bara. Seharusnya, bila dilaksanakan dengan benar, debu yang menyebar bisa diminimalisasi. Namun, yang terjadi saat ini justru warga kembali protes. Bahkan ada laporan mulai ada warga yang menderita sesak napas. “Dulu kita sering koordinasi, setelah dibuka itu. Sekarang ini muncul lagi, muncul lagi. Kita belum mantau lagi,” katanya. Dia menjanjikan dalam waktu dekat akan mengunjungi lokasi terdampak debu batu bara. Hanya saja untuk saat ini, pemkot masih fokus dengan persiapan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di 24 Tempat Pemungutan Suara (TPS). Meski begitu, saat menghadiri peringatan HUT TNI Angkatan Laut Agustus lalu, ia sempat mengikuti rombongan hingga ke tengah laut. Kemudian menyaksikan sendiri puluhan tongkang yang mengantre masuk ke pelabuhan. “Itu kan banyak sekali. Ngantre di laut. Kebetulan saya lihat sendiri,” katanya. Sayangnya, PT Pelindo II Cirebon masih tertutup untuk dikonfirmasi. Meski ditemui oleh sejumlah pejabat berwenang, namun mereka enggan untuk berbicara. Apalagi Pelaksana Tugas (Plt) General Manager (GM) PT Pelindo II Cirebon juga tidak ada di tempat. “Lagi di Jakarta, menghadiri sertijab (serah terima jabatan),” ucap salah seorang keryawan. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: