Anggota DPR RI Sebut Batubara Masih Jadi Komoditas Utama di Pelabuhan Cirebon

Anggota DPR RI Sebut Batubara Masih Jadi Komoditas Utama di Pelabuhan Cirebon

CIREBON–Debu batubara menjadi masalah tahunan. Sejauh ini, volume bongkar muat (B/M) barang di Indonesia Port Corporation (IPC)/Pelindo II Cabang Cirebon diperkirakan mencapai 2,4 juta ton. Dari volume itu, 80 persennya adalah batubara. Anggota DPR RI Yoseph Umarhadi menilai, selama Pelabuhan Cirebon tidak direvitalisasi, keluhan atas debu batubara akan terus dirasakan. Hal ini mengingat emas hitam masih jadi komoditas utama bongkar muat. “Memang harus dibedakan antara debu dan bisnis,” ujar Yoseph. Akses muat batubara sendiri selama ini masih dilakukan kendaraan darat dibandingkan laut. Dengan posisi Kota Cirebon sebagai gerbang distribusi dari laut ini, ia mendorong dilakukannnya revitalisasi. Bahkan perlu disiapkan khusus dermaga batubara. Ini sesuai dengan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) yang ditetapkan pemerintah. “Di RIP itu reklamasi pelabuhan. Jadi masalah debu ini bisa diselesaikan,” tuturnya. Tapi ia juga mendorong Pelabuhan Cirebon ketika dikembangkan tidak melulu menjadi tempat bongkar muat batubara. Tetapi juga sentral logistik lainnya. Seperti diketahui, sejauh ini belum ada penyelesaian yang jelas terhadap persoalan debu batubara di Pelabuhan Cirebon. Tuntutan warga di Kampung Pesisir Selatan, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk mentok di Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Cirebon. Surat yang mereka layangkan untuk audiensi kepada manajemen Pelindo II Cirebon belum berbalas. Sementara fasilitasi KSOP yang dijanjikan dapat menghadirkan manajemen perusahaan pelat merah itu, sejauh ini ditundas. Humas KSOP Kelas II Cirebon, Dany Jaelani menyatakan, pertemuan itu ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Sementara Sekretaris Daerah Drs H Asep Deddi MSi berjanji bakal segera meninjau lokasi warga yang dikabarkan terdampak debu. Ia ingin melihat langsung kawasan permukiman itu. Sekaligus mendorong PT Pelindo II Cirebon dan perusahaan bongkar muat (PBM) untuk mentaati standar operasional prosedur (SOP) dalam bongkar muat. Sejauh ini, manajemen PT Pelindo II Cirebon masih tertutup untuk dikonfirmasi wartawan. Meski ditemui beberapa pejabat teras, namun mereka menolak untuk memberikan statemennya. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: