Alhamdulillah, Harga Gabah Mulai Normal

Alhamdulillah, Harga Gabah Mulai Normal

CIREBON-Beberapa daerah di Kabupaten Cirebon mampu melaksanakan panen tanaman padi, meskipun bercocok tanam di musim kemarau panjang. Namun risikonya, para petani harus mengeluarkan biaya ekstra untuk ongkos tanam dan perawatan. “Saat ini sudah mulai panen. Bahkan sudah dari bulan kemarin, ada banyak daerah yang sudah panen di wilayah Kecamatan Mundu. Terutama untuk desa-desa yang masih teraliri air dari Waduk Setupatok,” ujar Kepala UPT Pertanian Kecamatan Mundu Siti Aisah. Untuk masa panen di wilayah Kecamatan Mundu, diakuinya tidak terjadi pada momen yang bersamaan karena berbedanya masa tanam. Hal inilah yang membuat hasil pertanian kurang maksimal dan tidak sesuai dengan target. “Kalau untuk saat ini, jumlah lahan pertanian yang panen sekitar 180 hektare. Kalau produktivitas jelas menurun, jika dibandingkan dengan saat musim penghujan, tapi tidak banyak penurunannya,” imbuhnya. Lahan pertanian di Kecamatan Mundu, menurut Siti, hanya bisa untuk dua kali panen. Untuk harga sendiri, meskipun sempat mengalami penurunan sampai dengan harga gabah kering panen (GKP) Rp4.700 perkilogram pada minggu lalu. “Tapi saat ini, sedang naik untuk harganya. GKP itu kalau tidak salah saat ini Rp5.300 sampai 5.500 perkilogram. Kalau minggu lalu turun itu karena memang panen lagi banyak. Selain itu, ada serbuan dari luar daerah juga. Baik beras ataupun gabahnya. Tapi sekarang sudah berangsur normal harganya,” paparnya. Sementara itu, salah satu petani, Suniri yang ditemui Radar Cirebon menuturkan, harga gabah kering panen saat ini masih berkisar Rp4.700 sampai 5.000. Para bakul bahkan tidak melihat jenis padi ataupun varietas apa yang ditanam oleh petani, sehingga memberikan harga sama meskipun padi yang dipanen berbeda jenis. “Kemarin masih dibeli Rp4.700, jualnya ke bakul. Di sana tidak lihat jenis padinya. Semua dihargai sama,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: