H Joni Wolker, Nama Tak Lazim Caleg DPRD Kabupaten Cirebon

H Joni Wolker, Nama Tak Lazim Caleg DPRD Kabupaten Cirebon

CIREBON-Joni Wolker. Dari Cirebon, nama ini mendadak viral. Unik dan tak biasa. Jadi perbincangan banyak orang. Bahkan dunia maya ikut heboh. Apalagi ternyata Joni Wolker ini adalah calon anggota legislatif (caleg). Bak menerima durian runtuh, popularitasnya langsung melejit. Perawakannya tinggi besar. Harapan Radar Cirebon bertemu dengan pria mirip bule atau warga negara keturunan pun mendadak buyar. Rupanya, nama yang disandang pria asal Desa Babakan Gebang, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, ini tidak ‘sebarat’ penampilannya. Senyum ramahnya langsung mengembang saat koran ini melangkahkan kaki menuju pintuh rumahnya. Dengan tegas, lulusan Akadami Maritim Suaka Bahari Cirebon itu langsung mengulurkan tangan. “Masuk, masuk. Ayo duduk Kang,” ujar Joni sambil mempersilakan duduk di kursi kayu di depan rumahnya, kemarin. Ia pun sudah tahu maksud kedatangan Radar. Ingin wawancara soal namanya yang tak lazim itu. Setelah ‘sesi’ penerimaan tamu tuntas, Joni lalu menceritakan proses sampai ia diberikan nama tersebut oleh kedua orang tuanya. Joni sendiri adalah anak kelima dari enam bersaudara. Dari sadudara-saudaranya yang lain, orang tuanya hanya memberikan nama yang tak biasa tersebut kepadanya. “Saya anak kelima. Kakak-kakak saya dan adik bungsu saya namanya biasa saja. Umum seperti nama-nama pada umumnya. Hanya nama saya sendiri yang agak berbeda. Agak kebarat-baratan,” ujar Joni, mengawali perbincangan. Awalnya, ia minder dengan nama tersebut. Joni berkali-kali harus menjadi bahan perbincangan dan perhatian dari mulai masuk SD hingga belajar di bangku kuliah. Namanya yang terdengar tak lazim tersebut sangat mudah diingat dan sangat sering dicari. “Saya juga awalnya tak mengerti kenapa bisa dapat nama seperti itu. Dulu dari zaman SD sampai kuliah, ya sering jadi olok-olokan dan sering jadi pusat perhatian. Tapi tidak apa-apa. Itu untuk melatih kesabaran. Risiko orang yang hidup dengan nama tak biasa,” ujarnya. Joni pun akhirnya mengetahui asal-usul dari namanya setelah ia menanyakan perihal tersebut kepada sang ibu yang meninggal tahun lalu. Dari cerita sang ibu, ia tahu jika nama tersebut merujuk kepada salah satu tokoh fiksi pemeran film yang suka ditonton ibu jika menonton di bioskop di wilayah Babakan, Cirebon. “Dulu di sini (Babakan, red) ada bioskop. Ibu sama bapak dulu sering nonton film. Mereka katanya suka dengan film koboi yang waktu itu nama jagoannya Jhony Walker. Cuma mungkin karena ejaan dan sebutan orang sini, jadinya Joni Wolker. Kurang lebih seperti itu kisahnya,” jelas Joni. Menyandang nama tersebut, Joni mengakui banyak suka dan dukanya. Bahkan pria yang pernah mencalonkan diri menjadi Kuwu (Kepala Desa) Babakan Gebang beberapa tahun lalu itu sempat disebut bukan orang asli Cirebon. Banyak yang mengira jika Joni adalah nonmuslim dan berasal dari suku lain di luar Jawa. “Saya ini muslim. Bahkan tahun lalu saya dikasih kesempatan sama Allah buat menunaikan ibadah haji. Jadi nama saya sekarang sudah ada tambahan haji. Jadi orang tidak bingung lagi. Jadi tidak ada istilah jika ada yang nyebut Joni orang luar Jawa karena punya nama tak biasa,” paparnya. Latar belakang Joni sendiri sebelum terjun ke poltik adalah pendidik. Ia beberapa kali sempat menjadi guru dan pengajar di sejumlah tempat. Bahkan saat ini ia juga mempunyai lembaga pelatihan kerja (LPK) Bahas Inggris dan Korea. “Saya disiplin ilmunya Bahasa Inggris. Saya juga menguasasi Bahasa Korea. Saya ngajar di beberapa sekolah dan di LPK. Saya ngajar Bahasa Korea, tapi setahun terakhir saya fokus di politik dan hanya mengajar di LPK saja,” katanya. Jika dulu ia pernah merasakan minder dengan nama tak biasa tersebut, namun akhirnya ia mengakui ada keuntungan dan bonus untuk dirinya. Ia gampang dikenali. “Orang cepat ingat nama saya. Mungkin itu salah satu kelebihannya. Manfaat itu kan bagaimana cara kita melihat persoalan. Asalkan bijak, semua bisa diambil hikmahnya,” bebernya. Ia pun kini dengan bangga mewariskan nama tersebut ke anak semata wayangnya. Sang anak diberi nama Muhammad Brandon Lee Wolker. Anak laki-laki hasil buah dari pernikahannya dengan Eli Herlina yang kini sudah berusia empat tahun. “Saya wariskan nama ini buat anak. Tapi biar tidak bingung dan tidak diolok-olok, saya kasih awalan Muhammad. Agar orang tahu identitas anak saya,” ungkapnya. Joni pun menceritakan bagaimana ia terjun ke politik dan meninggalkan sebagian dunia pendidikan yang sudah lama ia geluti. Cerita tersebut, menurut Joni, terjadi sekitar setahun lalu, di mana saat itu tensi politik di Kabupaten Cirebon sedang tinggi karena musim pemilihan bupati. “Saya waktu itu simpatik sama Pak Nana Karnadi (politisi Demokrat Kabupaten Cirebon, red) yang saat itu dikabarkan maju dari Demokrat. Saya pun akhirnya aktif di dalamnya dan mulai mengenal politik. Tapi dalam perjalanan, Pak Nana tidak jadi diusung Demokrat. Tapi saya sudah kecemplung basah di politik. Akhirnya saya teruskan sampai sekarang. Tapi kalau mengajar masih sih. Saya kan punya LPK. Jadi tidak sepenuhnya cabut dari dunia pendidikan,” akunya. Ada beberapa hal yang menjadi motivasi untuk Joni terjun ke politik melalui Partai Demokrat. Salah satunya, ia ingin ada perwakilan di DPRD yang merupakan asli warga Babakan untuk pertama kalinya. Kalau itu terwujud, ia ingin bekerja untuk masyarakat di daerah pemilihannya. “Kita belum pernah ada anggota dewan perwakilan dari Babakan. Makanya ini juga menjadi motivasi besar untuk saya. Semoga apa yang saya sampaikan ini didengar dan didukung masyarakat. Karena target saya menjadikan Kabupaten Cirebon, khususnya wilayah Cirebon timur lebih baik lagi,” ucapnya. Selamat berjuang Kang Joni Wolker. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: