BPBD Imbau Warga Waspadai Potensi Angin Puting Beliung

BPBD Imbau Warga Waspadai Potensi Angin Puting Beliung

CIREBON-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon memberikan peringatan dini kepada seluruh warga. Pasalnya, di langit wilayah Sumber berpotensi puting beliung. Peringatan dini itu disampaikan langsung Koordinator Lapangan BPBD Kabupaten Cirebon Faozan. Menurutnya, ketika terjadi sesuatu, diharapkan sedini mungkin melaporkan kejadian yang ada. Sebab, siang tadi (kemarin, red) pukul 13.44 WIB terlihat awan kolumbus. Karenanya, masyarakat diharapkan waspada. Namun, peristiwa itu tidak berlangsung lama. “Awan cumulonimbus sudah kembali pecah,” ujar Faozan. Dia menjelaskan, ciri-ciri akan terjadi puting beliung itu awannya hitam pekat dan pinggirnya putih, kemudian ada burung yang berterbangan dengan rendah. Perlu diketahui, ketika daerah sudah terdampak puting beliung, maka lokasinya tidak akan berubah. Artinya, tidak bergeser ke lokasi lain. “Biasanya polanya seperti itu. Mudah-mudahan saja tidak sampai merambah ke daerah lain yang ada di Kabupaten Cirebon,” tuturnya. Di tahun 2018 ini, kata Faozan, belum ada peristiwa puting beliung di Kabupaten Cirebon. Tapi, ketika bicara di tahun 2017 itu pernah terjadi. Ada empat peristiwa puting beliung di tahun 2017 lalu. Beruntung tidak ada korban jiwa. Hanya saja, ada dua orang yang mengalami luka-luka, sementara bagi yang terdampak dan mengungsi ada 72. “Rumah yang rusak berat ada 190, sedang 11, rusak ringan 225. Sementara untuk fasilitas pendidikan, peribadatan dan pendidikan, alhamdulillah tidak ada,” terangnya. Faozan mengungkapkan, berdasarkan data yang didimiliki BPBD, puting beliung itu rawan terjadi di Kecamatan Kapetakan, Suranenggala, Gunungjati, Tegalgubug, Susukan, dan Kedawung.  Di luar puting beliung, Radar Cirebon juga menanyakan soal daerah rawan longsor. Menurut Faozan, lokasi rawan longsor di Desa Sidawangi Kecamatan Sumber, Desa Cisaat, Desa Cipanas, Desa Girinata, Desa Kedongdong Kidul, dan Desa Bobos Kecamatan Dukupuntang. Kemudian, Desa Cupang Kecamatan Gempol, Desa Gemulungtonggoh, Desa Gemulunglebak Kecamatan Greged, dan Desa Karangwuni Kecamatan Sedong. “Bencana alam saat musim hujan tiba terbagi di 4 zona, yakni wilayah timur, tengah, barat dan utara Kabupaten Cirebon. Namun, dari 4 wilayah ini, yang kerap kali diterjang banjir di Wilayah Timur Cirebon (WTC),” ucapnya. Dikatakannya, penyebab banjir yang terjadi lebih banyak dikarenakan pendangkalan sungai dan jebolnya tanggul penahan. Kondisi tersebut membuat air meluber hingga ke pemukiman penduduk. Untuk wilayah rawan banjir ini seperti Desa Tawangsari dan Ambulu Kecamatan Losari. Kemudian, Desa Ciuyah, Desa Ambit, Desa Gunungsari, dan Desa Mekarsari Kecamatan Waled. Selain itu, Desa Cangkuang, Desa Babakan Kecamatan Babakan, Desa Silihasih, Desa Tersana Kecamatan Pabedilan. Sedangkan yang terakhir adalah Desa Mundu Mesigit Kecamatan Mundu, dan Desa Losari Lor Kecamatan Losari. “Untuk wilayah timur saja jumlah desa rawan banjir paling banyak. Sedangkan, untuk Wilayah Utara Cirebon hanya di Desa Wanakaya, Desa Mertasinga, Desa Kalisapu, dan Desa Astana Kecamatan Gunungjati dan di Desa Karangkendal, Desa Grogol Kecamatan Kapetakan,” terangnya. Sementara wilayah rawan banjir di wilayah barat hanya di Desa Jagapura Kulon dan Jagapura Kidul Kecamatan Gegesik. Jika ditotal, luas lahan yang rawan banjir lebih dari 4.412 hektare. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: