Tebing Sungai Cimanis makin Kritis, BBWS Segera Ambil Langkah Darurat

Tebing Sungai Cimanis makin Kritis, BBWS Segera Ambil Langkah Darurat

CIREBON-Tim dari Balai Besar Wilayah Sungai Cimanis Cisanggarung (BBWSCC) akhirnya turun ke lokasi rumah longsor di tebing sungai Cimanis Desa Karangmangu, Kecamatan Susukanlebak, Kamis (1/11). Mereka berkunjung ke lokasi untuk melakukan perencanaan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna penanganan darurat terkait tebing sungai yang kritis dan mengancam sejumlah rumah di atasnya. Kabid Program dan Perencanaan Umum BBWS Cimancis, Dwi Agus Kuncoro saat dihubungi Radar Cirebon mengatakan, pihaknya sudah turun ke lokasi dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan upaya penanganan darurat, agar longsoran yang terjadi tidak bertambah parah. “Kita sudah lihat kondisinya. Ke depan, mungkin ada beberapa langkah yang kita upayakan untuk mencegah kerusakan lebih parah di lokasi tersebut. Tim sudah mengkaji dan secepatnya akan diupayakan penanganan darurat,” ujarnya. Menurutnya, ada beberapa upaya yang akan dilakukan. Yakni pembuatan pipa drainase untuk mencegah kerusakan yang lebih parah. Setelah itu, memindahkan aliran air yang saat ini menggerus tebing sungai agar dialihkan lebih ke sisi  kiri sungai. “Saat ini kan tebingnya langsung bertemu dengan sungai. Rencana kita nanti alirannya kita pindahkan dari lokasi semula, kita geser agar tebingnya aman dan tidak tergerus sungai,” imbuhnya. Untuk upaya lainnya, pihaknya akan menata tumpukan batu di sekitar lokasi yang terdiri dari batu besar dan batu kecil yang saling mengunci, yang nantinya berfungsi sebagai toe protection atau pelindung. Ini sangat efektif untuk meredam kerusakan yang lebih besar terjadi. Sementara itu, Ukas, sekdes Karangmangu saat ditemui Radar beberapa waktu lalu menyampaikan, sudah ada tim dari Badan Geologi dan Vulkanologi yang datang ke Desa Karangmangu untuk memeriksa jenis tanah di sekitar lokasi pemukiman yang longsor. Dari hasil penelitian tersebut, diketahui jika jenis tanah di lokasi pemukiman tersebut merupakan jenis tanah aluvial. Dari penjelasan yang ia terima dari tim tersebut, tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah, yang memiliki sifat tanah subur dan cocok untuk lahan pertanian. Aluvial sendiri merupakan tanah muda yang berasal dari hasil pengendapan. Sifatnya tergantung dari asalnya yang dibawa oleh sungai. “Tanah aluvial yang berasal dari gunung api umumnya subur karena banyak mengandung mineral. Tanah ini sangat cocok untuk persawahan. Penyebarannya di lembah-lembah sungai dan dataran pantai. Tapi tidak cocok untuk pemukiman. Berbahaya apalagi jika kontur tanahnya seperti di Karangmangu,”  paparnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: