Minim Penanganan, Ada 23 titik Rawan Macet di Kota Cirebon

Minim Penanganan, Ada 23 titik Rawan Macet di Kota Cirebon

CIREBON-Kota Cirebon memiliki 23 titik rawan macet. Bahkan tidak menutup ada titik kemacetan baru yang tidak terdata. Pantauan Radar Cirebon, di sepanjang Jl Perjuangan, kemacetan mulai terlihat dari depan SMAN 7. Kemudian memanjang hingga pertigaan Universitas 17 Agustus. Kepadatan kembali terjadi di depan IAIN Syekh Nurjati, SDIT Sabilul Huda. Kemudian mengular di Lampu Merah Jl Pelandakan. “Di sini tiap sore macet, tapi nggak pernah ada petugas,” ujar Danang Priambodo. Warga yang tinggal di Perumahan Nuansa Majasem itu, kerap melintasi Jl Perjuangan untuk berangkat dan pulang dari kegiatannya. Titik kepadatan cukup parah dirasakan di dari Untag sampai IAIN Syekh Nurjati. “Harusnya di pertigaan itu dikasih petugas ya. Itu yang ngatur malah pak ogah,” katanya. Keluhan serupa juga diungkapkan Ihrom Maulana. Menurutnya kemacetan di Jl Pelandakan nyaris tidak ada solusi. Setiap pagi dan sore, kepadatan kendaraan tidak ada pengaturan. Baik dari dinas perhubungan maupun kepolisian.  Dari sekian banyak titik kemacetan, memang hanya lima yang bisa ditangani petugas dinas perhubungan. Kendalanya adalah jumlah personel di Seksi Pengendalian dan Operasional (Dalops). Kepala Seksi Daopls Dishub Rony Priatna mengatakan, rasio titik macet dan petugas tidak sebanding. Hanya ada 18 petugas yang siap melakukan pengaturan lalu lintas. Praktis hanya lima titik yang bisa ter-cover yakni di simpang Jl Cipto Mk (Pusdiklatpri), simpang empat Jl Pemuda, simpang empat Jl Terusan Pemuda DPUPR, simpang tiga Jl Perjuangan (Untag) dan u-turn PLTG Sunyaragi. \"Petugas itu kita bagi jadi beberapa regu, mereka kita sebar lagi,” ujar Rony. Untuk teknis saat ini, dishub membagi petugas menjadi sembilan regu. Setiap titik ada dua orang petugas, terutama saat operasi 68 (pukul  06.00-08.00). Dengan jumlah personil itu tentu saja tidak bisa maksimal dalam menjaga ketertiban lalu lintas. Dari hasil kakian kebutuhan petugas, paling tidak dibutuhkan 90 petugas dalops. Dengan kuantitas ini, baru bisa ditangani 23 titik rawan kemacetan. Tapi itu belum termasuk Lampu Merah Jl Pelandakan dan Jl Ciremai Raya. Masalahnya, kedua titik itu lalu lintasnya padat di pagi dan sore hari. Sementara ini, karena masih adanya kekosongan petugas, banyak titik macet malah dijaga oleh pak ogah. Mereka memang dapat membantu dalam mengatur lalin. Akan tetapi tetap saja, orientasi mereka pada upah. Bukan sekadar mengatur lalu lintas. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: