Pasar Muludan yang Selalu Dinanti Masyarakat

Pasar Muludan yang Selalu Dinanti Masyarakat

CIREBON–Pagi-pagi buta, Aryati (53) sudah bersiap-siap. Lapaknya dirapihkan. Dandan seadanya. Yang penting kelihatan segar. Habis itu buka lapak. Dan menawarkan barang dagangannya. Setiap hari, aktivitasnya selalu begitu. Selama momen muludan. Ini tahun ke-20 baginya. Menjadi penjual tahu petis di arena muludan. “Dari dulu suasananya begini. Sama seperti rasa tahu petis saya. Nggak pernah berubah,” seloroh Aryati, saat berbincang dengan wartawan koran ini. \"Tahu petisnya bu, pak, mbak, mas,\" Aryati menyelingi wawancara dengan menawarkan jajanan itu kepada pengunjung. Berjualan di area muludan menjadi berkah tesendiri baginya. Paling sedikit ia bisa bawa pulang Rp300-500 ribu. Cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Apalagi dalam beberapa tahun belakangan, pasar muludan seperti bergairah lagi. “Nggak tahu kenapa ya. Sempat sepi tiga empat tahun kemarin. Dua tahun ini ramai lagi,” katanya. Begitu juga yang dirasakan Rizky (20). Tahun ini, pertama baginya ikut mengadu nasib di pasar muludan. Hidupnya, tak jauh-jauh dari pasar malam. Biasa berkeliling dari satu kampung ke kampung lainnya. Saat muludan tiba, praktis usaha mainan anak ini hanya dibuka di area sekitar Alun-alun Kasepuhan. \"Biasanya saya jualan bongkar pasang. Ikut pasar malam muter daerah Cirebon. Ini pertama kali ikut di muludan, hasilnya lumayan, banyakan di sini,\" ungkapnya. Pasar malam muludan memang tidak bisa dilepaskan bulan maulid. Yang diperingati sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Momentum yang tak hanya diisi dengan ragam kegiatan keagaman. Ada juga ritual, tradisi dan beragam adat yang menyertainya. Berbagai kebutuhan bisa ditemui di muludan. Mulai dari yang berjualan perabotan, pakaian anak, pakaian dewasa, manisan yang jadi ciri khas muludan, tahu petis, martabak sampai permainan anak pun lengkap. Maui main-main ke muludan?. (myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: