Soroti Kematian Pahlawan Devisa, Mahasiswa Unjuk Rasa

Soroti Kematian Pahlawan Devisa, Mahasiswa Unjuk Rasa

CIREBON - Aktivis Forum Diskusi Mahasiswa Untag 1945 (Fordisma 45) Cirebon melakukan aksi unjuk rasa memperingati Hari Pahlawan, Sabtu (10/11). Pantauan di lapangan menyebutkan, para pengunjuk rasa melakukan long march dari depan Kampus Untag di Jalan Perjuangan sampai simpang empat Bypass Jalan Brigjen Darsono Kota Cirebon. Sambil meneriakan yel-yel perjuangan dan membakar ban bekas, para aktivis bergiliran melakukan orasi. Ketua Fordisma 45 Yeni Tiara dalam orasinya menyorotoi lemahnya perlindungan negara terhadap para tenaga kerja di luar negeri yang merupakan pahlawan devisa bagi negara. Sehingga, kata Yeni, masih saja ada tenaga kerja yang tewas di luar negeri. Yeni mencontohkan kematian Tuti Tursilawati,  TKI asal Majalengka yang diekskeusi mati oleh pemerintah Arab Saudi. Itu menunjukkan lemahnya kinerja dari KBRI Arab Saudi yang merupakan perpanjangan tangan dalam melindungi warga negara Indonesia yang ada di wilayah satuan kerjanya. “Perlindungan hanya sebuah impian,  buktinya nyawa pahlawan devisa yang tidak dapat dinilai oleh uang  melayang begitu saja. KBRI tutup mata, kejadian ini jangan sampai terulang lagi,” tegasnya. Dalam kesempatan itu, Fordisma juga menyampaikan tuntuan agar pemerintah lebih memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan pahlawan devisa Indonesia. “Kami juga mendesak pemerintah untuk bersikap tegas kepada negara yang semena-mena terhadap pahlawan devisa,” tandasnya. Lebih jauh disampaikan Yeni,  peringatan Hari Pahlawan harusnya dijadikan momentum bangsa Indonesia untuk menanamkan jiwa patriotisme warga agar bisa melawan kemiskinan, kebodohan dan penjajahan dalam gaya baru, seperti penjajahan ekonomi dan budaya. “Dulu pada tanggal 10 November, Bung Tomo mengobarkan semangat perlawanan, khususnya warga Surabaya terhadap penjajah dengan semboyan merdeka atau mati. Saat ini, kita juga harus menjadikan Hari Pahlawan sebagai momentum perjuangan untuk terus merawat semangat nasionalisme dan patriotisme dalam melakukan perlawanan terhadap penjajahan gaya baru,” ujar Yeni. Dalam kesempatan itu, Yeni juga mengajak generasi muda, orang tua untuk terus menanamkan semangat cinta tanah air yang mulai terkisis oleh perkembangan zaman. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: