Droupadi Bersama ISIF Gelar Dialog Publik: Cirebon Damai Tanpa Hoaks

Droupadi Bersama ISIF Gelar Dialog Publik: Cirebon Damai Tanpa Hoaks

CIREBON - Daya Riset Advokasi untuk Anak dan Perempuan Indonesia (Droupadi), bersama Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) yang merupakan bagian dari Task Force Jawa Barat, menggelar ‘Dialog Publik: Cirebon Damai tanpa Hoaks’ pada Senin (12/11). Acara yang berlangsung di Kampus ISIF, Majasem, Kota Cirebon ini akan dimulai pukul 09.00 WIB sampai selesai. Task Force Jabar terdiri dari elemen gerakan di seluruh Kabupaten dan Kota di Jawa Barat. Gerakan ini dibentuk sebagai upaya dalam memberikan kontribusi pada upaya pencegahan perkembangan radikalime, meminimalisir ujaran kebencian (hate speech) serta menghapus kampanye hitam (black campaign), dan hoaks. Acara ini didukung Umah Sinau Mubadalah (USM), Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Latar, Aliansi Jurnalis Independen (Aji) Bandung dan Fahmina Institute. Dialog akan menghadirkan empat narasumber yang membahas hoaks dan ujaran kebencian dari berbagai perspektif. Ketua Yayasan Fahmina yang juga Pengasuh Pesantren Dar At-Tauhid Arjawinangun, KH Husein Muhammad akan mengupasnya dari perspektif Islam. Direktur Eksekutif Droupadi, Ni Loh Gusti Madewanti, akan menyampaikan hasil laporan pemantauan ekstremisme di berbagai daerah di Jawa Barat. Ketua AJI Bandung, Ari Syaril Ramadhan, akan berbicara mengenai peran pers dalam menanggulangi masalah ekstremisme, hoaks, dan ujaran kebencian. Serta Komisioner Bawaslu Kabupaten Cirebon, Minhatul Maula, akan menyampaikan bagaimana peran Bawaslu dalam menciptakan suksesi kepemimpinan yang berintegritas, bebas dari hoaks dan ujaran kebencian. Dialog tersebut merupakan puncak dari rangkaian acara selama tiga hari sejak Sabtu (10/11). Pada Sabtu 10 November 2018, telah digelar Literasi Media ‘Peran Pers dalam Menangkal Ekstremisme, Hoaks, dan Ujaran Kebencian’. Pada Minggu 10 November 2018 diadakan Aksi Bersama ‘Cirebon Bebas Hoaks’ di area Car Free Day (CFD) Jalan Siliwangi Kota Cirebon. Peserta aksi menyuarakan kesadaran bebas hoaks kepada peserta CFD dengan berbagai alat peraga dan spanduk serta pembagian pamflet. Tujuan Dialog Publik ini adalah mengajak para pemangku kebijakan di tingkat lokal, stakeholder, tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat pada umumnya untuk mendorong nilai-nilai kebangsaan, perdamaian, toleransi dan keberagaman untuk mencegah radikalisme, hoaks dan penyebarluasan ujaran kebencian, utamanya pada tahun politik 2018-2019 saat ini. Pendidikan publik yang dilakukan di masyarakat sangat penting untuk mencegah berbagai isu sensitif ‘digoreng’ dan dipolitisir. “Kegiatan di Cirebon ini adalah salah satu tindak lanjut dari Workshop Pembentukan Task Force di Hotel Grand Sovia Bandung, pada 23-24 Juli 2018 lalu. Ini adalah rangkaian kolaborasi anggota Task Force di 14 kota dan kabupaten di Jawa Barat. Selain di Cirebon juga dilakukandi Cianjur, Sukabumi dan Tasikmalaya,” kata Ni Loh Gusti Madewanti, Direktur Eksekutif Droupadi. Menurut Ni Loh Gusti, intoleransi biasanya semakin meningkat menjelang momen-momen politik. Penguatan solidaritas dan penyebaran semangat persatuan harus dikumandangkan lebih keras lagi menjelang Pemilu 2019, tahun depan. \"Polarisasi sudah terjadi di tengah-tengah masyarakat, utamanya dalam media sosial (medsos),\" sebut Ni Loh Gusti. Salah satu upaya penting yang harus dilakukan adalah menyatukan pandangan bahwa kepentingan bangsa jauh lebih penting dibanding pilihan politik. Dalam hal ini, dialog publik yang dihadiri stakeholder, akademisi, pihak terkait, tokoh masyarakat, dan warga secara umum menjadi penting dilakukan. (rls)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: