Antispasi Lonjakan Harga, Polri Bentuk Satgas Pangan dan BBM

Antispasi Lonjakan Harga, Polri Bentuk Satgas Pangan dan BBM

JAKARTA-Polri membuat langkah-langkah antrisipasi dalam mengatasi kelangkaan pangan dan bahan bakar minyak (BBM) jelang perayaan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Untuk itu Polri membentuk Satgas Pangan untuk memastikan ketersedian stok pangan dan BBM. Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Arief Sulistyanto mengatakan, Satgas Pangan ini dibentuk untuk melakukan operasi regular pemantauan di lapangan. ‘’Kita tahu menjelang Natal dan tahun baru kebutuhan masyarakat meningkat, sehingga permintaan meningkat,’’ katanya di Gedung Bareskrim, Jakarta Pusat. Untuk itu, kata Arief, peran pemerintah dan juga pengusaha sangat dibutuhkan. ‘’Fokus dari Satgas Pangan ini bersama-sama dengan pemangku kepentingan yang lain, untuk memastikan ketersedian stok. Stok cukup dan memastikan distribusi lancar. Kalau stok cukup, distribusi lancar otomatis ketersedian di pasar kita tinggal koordinasi dengan para pengusaha, distrubutor dan pedangan retail,’’ ujarnya. Lebih jauh Arief menuturkan, jika kebutuhan masyarakat terpenuhi tidak akan timbul gejolak. ‘’Kita pastikan bahwa semua kebutuhan masyarakat terpenuhi, sehingga tidak ada terjadi gejolak. Langkah ini yang menjadi penekanan Bapak Kapolri kita harus pro aktif melakukan langkah-langkah koordinatif, untuk memastikan stok barang dan distrubusi lancar sehingga semua akan tersedia,’’ paparnya. Arief memastikan, pihaknya akan menindak tegas siapa saja yang melakukan penimbunan pangan. ‘’Kalau memang ternyata masih ada yang coba-coba melakukan penimbuanan yang merugikan, pertama pasti akan ketahuan. yang kedua kita akan lakukan penegakan hukum dengan tegas, tapi ini langkah terakhir untuk melakukan penegakan hukum. Langkah koordinatif, langkah mencari solusi terjadinya masalah itulah yang harus kita selesaikan di forum Satgas Pangan ini,’’ tegasnya. Menurutnya, selama dua tahun terakhir telah terjadi penurunan tren penimbunan pangan yang dilakukan oknum-oknum tidak bertanggung jawab. ‘’Dari hasil Satgas Pangan selama dua tahun ini terjadi penurunan, makanya Satgas Pangan ini dinilai berhasil di dalam menjaga stabilitas kebutuhan pangan di masyarakat,’’ jelasnya. Untuk pasokan sembako diterangkannya sudah sangat cukup dan aman. ‘’Beras juga 2,5 juta ton cukup. Di DKI 50 ribu ton sudah di atas batas aman, sehingga tidak perlu dikhawatirkan, kita tinggal menjaga,’’ tambahnya. Arief juga menjelaskan, jika pihaknya mengikuti instruksi Kapolri untuk menentukan kebijakan BBM satu harga. ‘’Ini inisiatif dari kami sesuai arahan Bapak Kapolri, karena sekarang pemerintah sudah menentukan kebijakan BBM satu harga. Sehingga ini harus dikawal dan dijaga jangan sampai terjadi penyimpangan. Ini belum kita undang dari Kementerian ESDM dan Pertamina. Dalam pertemuan berikutnya kami undang, sehingga bisa memberikan info kepada teman-teman.  Tapi untuk sementara di wilayah tidak ada gejolak akan  kebutuhan BBM,’’ ungkapnya. Mekanisme pengawalan BBM sendiri kata Arief sudah berjalan dengan baik. ‘’Selama ini pengawalan pengamanan sudah berjalan, apabila ada penyimpangan akan dilakukan penindakan. Contohnya ini BBM subsidi dan industri harganya berbeda. Penyimpangan itu yang akan kita temukan, sehingga jangan sampai BBM subsidi digunakan untuk industri. Mekanisme sama seperti pengawasan beras,’’ tuturnya. (af/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: