15 Kecamatan di Kuningan Rawan Bencana Banjir dan Longsor

15 Kecamatan di Kuningan Rawan Bencana Banjir dan Longsor

KUNINGAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan mendata sedikitnya 82 desa di 15 kecamatan di Kabupaten Kuningan masuk dalam daerah rawan bencana tanah longsor dan banjir pada saat musim hujan. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Agus Mauludin mengungkapkan, daerah tersebut meliputi Kecamatan Ciawigebang, Cibeureum dan Cilebak masuk dalam kategori daerah rawan bencana tanah longsor dan banjir. Kemudian Kecamatan Cilebak, Cimahi, Ciniru, Ciwaru, Darma, Garawangi, Hantara, Kadugede, Karangkancana, Maleber, Selajambe dan Subang masuk dalam daerah rawan longsor. Pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan bencana tersebut terutama saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan durasi waktu lama. “Sebetulnya semua wilayah di Kabupaten Kuningan terutama yang berada di sekitar aliran sungai terbilang rawan bencana banjir, sehingga diharapkan semuanya tetap waspada. Sedangkan daerah rawan tanah longsor adalah yang wilayahnya berbukit dan paling banyak berada di wilayah Selatan dan Timur Kuningan,\" ungkap Agus. Agus mengatakan, hingga kini pihaknya terus berkoordinasi dengan petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait prakiraan cuaca selama awal musim hujan ini. Termasuk berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Barat dalam upaya penanganan dan persiapan menghadapi segala kemungkinan bencana yang akan terjadi. \"Semuanya pasti berharap musim hujan tahun ini tidak sampai menimbulkan bencana baik banjir ataupun longsor. Namun kami tetap melakukan upaya persiapan untuk antisipasi dan penanganan yang dibutuhkan jika bencana tersebut benar-benar terjadi,\" ungkap Agus diamini petugas Seksi Kedaruratan dan Logistik Sopyan. Ditambahkan Sopyan, salah satu yang telah disiapkan BPBD Kabupaten Kuningan dalam menghadapi bencana banjir dan longsor adalah 100 unit bronjong kawat. Alat tersebut, kata Sopyan, akan diisi batu yang akan berguna untuk menahan tanah longsor ataupun abrasi akibat aliran sungai. \"Selain itu kami telah menyiagakan relawan di setiap desa dan kecamatan yang selalu memantau kondisi cuaca terkini termasuk melaporkan setiap kebencanaan yang terjadi di wilayahnya. Seperti yang beberapa kali terjadi kemarin, berkat informasi dari para relawan kami bisa bergerak cepat menangani setiap kejadian bencana akibat angin kencang,\" ujar Sopyan. Terkait kondisi cuaca, dijelaskan petugas Pusdalops BPBD Avo Juhartono, berdasarkan informasi BMKG curah hujan tinggi diperkirakan akan terjadi pada bulan Januari hingga Februari 2019 mendatang. Adapun beberapa kali hujan yang melanda wilayah Kuningan beberapa waktu lalu, Avo mengatakan, hal tersebut hanyalah hujan lokal yang terjadi di beberapa lokasi saja. \"Saat ini sudah mulai masuk musim penghujan, namun belum merata dan sifatnya lokal saja. Namun demikian, hujan di awal musim ini perlu diwaspadai karena sangat berpotensi disertai angin kencang dan petir sehingga masyarakat harus tetap waspada,\" ujar Avo. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: