Renae Lawrence Bebas, Sindikat Bali Nine Ini, Dilarang Masuk Indonesia Seumur Hidup

Renae Lawrence Bebas, Sindikat Bali Nine Ini, Dilarang Masuk Indonesia Seumur Hidup

Masa hukuman salah satu terpidana penyelundupan narkoba yang tergabung dalam sindikat Bali Nine, Renae Lawrence, selesai hari ini, Rabu (21/11). Perempuan asal Australia itu akan langsung dideportasi ke negaranya dari Rutan Kelas IIB Bangli, Bali.
Terpidana yang telah menjalani masa hukuman selama nyaris 13 tahun itu juga akan masuk dalam daftar tangkal seumur hidup, yang artinya Renae tidak akan bisa mengunjungi wilayah Indonesia lagi. “Langsung dideportasi. Itu nanti urusan imigrasi. Yang jelas dari rutan akan diserahterimakan,” kata Kepala Bagian Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM Ade Kusmanto. Ade menjamin tidak akan ada perlakuan istimewa dalam proses pembebasan Renae. Begitu pula saat akan diserahkan dari rutan ke imigrasi. Terkait deportasi, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Hukum dan HAM Provinsi Bali Maryoto Sumadi mengatakan saat ini pihak imigrasi Bali tengah menyiapkan tiket dan paspor untuk Renae. Skenarionya, sambung Sumadibegitu paspor dan tiket diterima, Renae akan langsung dibawa dari Rutan Bangli menuju Ruang Detensi Imigrasi yang berada di area kedatangan internasional Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Polda Bali akan menyediakan pengawalan untuk memperlancar proses deportasi. Menurut Sumadi, akan ada dua unit mobil patwal, dua unit motor patwal, serta dua personel Brimob. https://twitter.com/7NewsSydney/status/1065348559602470912?s=19 Dalam kasus Bali Nine, Renae divonis bersalah dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Kasasi yang diajukannya disetujui Mahkamah Agung. Hukumannya lalu dipotong menjadi 20 tahun. Berbagai remisi yang diterimanya selama masa tahanan mengurangi hukumannya hingga akhirnya dibebaskan hari ini. Bali Nine adalah sindikat perdagangan anrkoba yang ditangkap di Bandara Ngurah Rai, 17 April 2005. Otak kejahatan ini adalah Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Keduanya berencana membawa heroin dari Indonesia ke Australia sebanyak 8,2 kilogram (kg). Untuk melancarkan aksinya, Chan dan Sukumaran merekrut tujuh orang; Si Yi Chen, Michael Czugaj, Renae Lawrence, Tach Duc Thanh Nguyen, Matthew Norman, Scott Rush, dan Martin Stephens. Renae menjadi satu-satunya anggota Bali Nine yang bisa menghirup udara bebas. Chan dan Sukumaran sudah dieksekusi mati pada 2015. Tan Duc Thanh Nguyen, satu terpindana penjara seumur hidup meninggal dunia akibat penyakit kanker. Sementara tiga terpidana lainnya masih menjalani hukuman dari mulai 20 tahun hingga seumur hidup di penjara. Hubungan Indonesia dan Australia sempat meregang saat pengadilan Indonesia memutuskan hukuman mati untuk semua terdakwa Bali Nine. Perdana Menteri Australia ketika itu, Tony Abbott, sempat mengancam akan menarik duta besar Australia dari Indonesia jika hukuman mati terus dilakukan. Keputusan untuk menarik duta besarnya itu sebagai bentuk ketidakpuasan atas penolakan grasi yang diajukan kepada Presiden Joko “Jokowi” Widodo. “Putusan eksekusi ini jahat sekaligus tak berguna…para terdakwa ini seharusnya menjalani masa rehabilitasi saja,” kata Abbott. Selain memulangkan duta besarnya, Abbott juga mengancam bahwa kontak hubungan pejabat tinggi dua negara untuk sementara dibekukan. “Australia menghormati sistem hukum Indonesia. Hanya saja, kami menyesalkan apa yang sudah terjadi dan ini tidak bisa disamakan dengan urusan bisnis biasa. Yang kami harapkan eksekusi tidak terjadi, karena keinginan itu berisiko membahayakan hubungan dengan Indonesia,” tutur Abbott ketika itu, dikutip dari Sydney Morning Herald. Indonesia tidak terlalu sentimen terhadap keputusan Australia menarik duta besarnya. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menegaskan keputusan itu adalah hak penuh Australia. Indonesia, di sisi lain, tetap mengedepankan hubungan bilateral yang dibangun atas komunikasi yang sehat. “Untuk Indonesia, Australia adalah relasi penting, saya rasa Australia juga berpikir yang sama tentang Indonesia,” tutur Retno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: