Evaluasi Bakat, Tanamkan Respek

Evaluasi Bakat, Tanamkan Respek

BANDUNG - Indonesia Development Camp (IDC) 2010 resmi dimulai kemarin (21/9) di C-Tra Arena, Bandung. Camp NBA pertama untuk pemain profesional di Indonesia itu diikuti 40 pemain National Basketball League (NBL) Indonesia. Meski yang dilatih adalah para pemain profesional, hal-hal paling mendasar dalam permainan basket tetap diajarkan di awal camp. Hari pertama kemarin dimaksimalkan pelatih dari NBA untuk mengevaluasi bakat camper dan menanamkan sikap-sikap fundamental. Mantan bintang Seattle SuperSonics Detlef Schrempf memimpin tim pelatih NBA yang terdiri atas tiga orang. Dua lainnya adalah Jama Mahlalela (basketball operations director NBA Asia) dan Dan Weiss (business development and basketball program director NBA Japan). Untuk mengukur bakat para camper, NBA memberikan materi yang berkaitan dengan dasar-dasar permainan basket. Tiga personel NBA itu dibantu tiga asisten pelatih tim NBL. Mereka adalah Koko Heru Setyo (Pelita Jaya Esia Jakarta), Patrick Andreas Gosal (Satria Muda Britama Jakarta), dan Tri Prasetyo Utomo (Dell Aspac Jakarta). “Kami ingin melihat apa yang mereka (camper) punya. Materi hari ini adalah team drilling, footwork, dan shooting di sesi pagi,” papar Jama. “Sore hari kami lebih menekankan pengembangan skill individual,” lanjutnya. Bakat memang menjadi salah satu faktor penting seorang camper untuk meraih sukses selama camp. Namun, talent saja tidak cukup. Ada beberapa sikap fundamental yang harus dimiliki camper untuk bisa menjadi pemain yang lebih hebat setelah camp. Sikap utama yang harus dimiliki adalah respect, intensity, dan hard work. “Perlakukan kami seperti kalian ingin kami perlakukan,” kata Schrempf menjelaskan makna respek. Intinya, selama even itu para camper dan pelatih harus saling membantu untuk mengembangkan kemampuan dan menyukseskan even. Detlef Schrempf mengaku senang bisa hadir dan berbagi pengalaman pada pemain muda NBL Indonesia. “Waktu kita tidak banyak. Di sini, saya beserta staf pelatih lainnya akan membantu untuk meningkatkan permainan campers (sebutan peserta IDC, red) ke level yang lebih tinggi. Saya juga akan mencoba untuk mengembangkan permainan pemain Indonesia,” tutur pria kelahiran Leverkusen, 21 Januari 1963 ini. Detlef Schrempf yang pernah tiga kali masuk NBA All Star dan dua kali meraih gelar NBA. Sixth Man of the Year ini akan dibantu oleh pelatih-pelatih dari NBL Indonesia  untuk memberikan materi tingkat advance kepada para camper. Mulai dari dribble, footwork, pivot hingga shooting. “Semoga di sini saya bisa berbagi ilmu dan pengalaman kepada para pemain muda. Tidak usah ragu untuk bertanya baik di luar ataupun di dalam lapangan,” lanjutnya. Jadwal camp yang hanya berlangsung tiga hari juga menuntut camper memiliki semangat dan tekad tinggi untuk maju. Sebab, tiga hari adalah waktu yang sangat sempit bagi para pelatih untuk mengajarkan semuanya. Namun, ilmu yang didapatkan dalam waktu yang sempit itu bisa menjadi bekal untuk hebat jika sang pemain memiliki intensitas dan fokus tinggi untuk terus menerapkannya di masa yang akan datang. Untuk itu tentu saja dibutuhkan kemauan untuk bekerja keras. Karena mepetnya waktu, para pemain juga dituntut memaksimalkan waktu sebaik mungkin. Salah satu cara untuk menanamkan sikap memanfaatkan waktu sebaik mungkin adalah on-time masuk kembali ke lapangan setelah istirahat minum. Di pinggir lapangan dipasang timer yang diset lima menit untuk setiap kali istirahat minum. Ketika timer menunjukkan angka nol, para pemain harus berkumpul di sekitar pelatih mereka. Prinsip lain yang ditanamkan kemarin adalah finish the job. Camper dituntut melakukan segala sesuatu sebaik mungkin. Melakukan layup misalnya. Dalam pemanasan, maupun latihan, mereka harus membiasakan diri untuk sebisa mungkin memasukkan bola. Meski melelahkan, para camper terlihat antusias menjalani latihan itu. Mereka mampu mengikuti apa pun yang diinstruksikan para pelatih. “Kami melakukan semua dengan fun dan semangat tinggi. Variasi latihan yang mereka berikan sangat menarik, sehingga kami seperti tidak merasa lelah,” ungkap Wijaya Saputra, pemain CLS Knights Surabaya. Tidak hanya 40 camper yang belajar dalam IDC 2010. Sejumlah pelatih dan manajer tim-tim IBL juga tampak menyaksikan bagaimana latihan ala NBA itu. Di antaranya Rastafari Horongbala (pelatih Pelita Jaya), Danny Kosasih (pelatih Satya Wacana Angsapura), dan Manajer Garuda Flexi Simon Pasaribu. “Dasar-dasar latihan yang diberikan sebenarnya sama. Hanya, mereka melakukannya dengan sangat detail. Itu membuat para pemain bisa memahami lebih mudah materi yang diberikan,” kata Rastafari. Sementara itu, sejumlah tokoh di Jawa Barat juga hadir dalam opening ceremony IDC kemarin. Misalnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Kapolda Jawa Barat Irjenpol Suratman. Hadir pula Sekjen PB Perbasi Muhammad Dahlan. “Acara ini memberikan inspirasi bagi saya untuk lebih memajukan basket di Jawa Barat,” ucap gubernur. IDC 2010 adalah kegiatan NBA pertama yang digelar di Jawa Barat. Sebelumnya, acara tersebut selalu dilakukan di Surabaya. Azrul Ananda selaku commissioner NBL Indonesia mengaku bangga atas terselenggaranya IDC. Baginya, even ini sangat penting untuk kemajuan dunia basket Indonesia. “Keempat puluh pemain muda ini adalah tulang punggung dan basis tim nasional Indonesia dalam lima tahun ke depan. Nantinya mereka akan menjadi tolak ukur bagi generasi berikutnya,” ungkapnya dalam sambutannya. Dengan terselenggaranya IDC 2010, Azrul berharap para pemain dapat memanfaatkan even ini sebaik-baiknya. Dalam sambutan pembukaan IDC, Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan mengaku sangat senang dengan dipilihnya Jawa Barat sebagai training camp NBL Indonesia yang bekerjasama dengan NBA. “Ini sebuah kehormatan bagi kami dan siap memberikan dukungan yang prima acara ini,” kata Heryawan yang disambut tepuk tangan hadirin. Kegiatan seperti ini, lanjut Heryawan, menginspirasi dirinya untuk mengembangkan olahraga bola basket hingga ke level kecamatan dan sekaligus mendirikan GOR Basket yang lebih representatif. “Bola Basket tidak perlu arena yang besar, biasanya sportifitasnya cukup tinggi sehingga konflik fisik sangat kecil terjadi. Untuk itu saya bertekad mengembangkan olahraga ini di Jawa Barat,” ujarnya. Usai pembukaan yang ditandai dengan penyerahan cendera mata, dilsangsungkan sesi foto bersama peserta training camp, undangan bersama dengan NBA Legend, Detlef Schrempf dan Azrul Ananda selaku commissioner NBL Indonesia. Hadir dalam acara itu Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Sutarman, CEO Jawa Pos Bagian Barat Yanto S Utomo,  Perwakilan Pengurus Perbasi Pusat dan Jawa Barat. Salah seorang peserta IDC, Adheska Abraham, menyambut dengan gembira diadakannya kegiatan seperti IDC 2010. Bagi point guard Satya Wacana Angsapura Salatiga ini, IDC  adalah momen yang sangat langka dan harus dimanfaatkan dengan baik. “Saya sangat senang bisa menjadi salahsatu pemain yang mengikuti camp disini. Jarang-jarang kita dilatih oleh pemain dari NBA. Ini benar-benar kesempatan langka dan  harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,” ujarnya. Pada hari terakhir camp, akan dipilih Dell Most Valuable Player (MVP), 3 point champion dan tim All-Star IDC. Sebagai hadiah, seorang MVP akan membawa pulang sebuah laptop Dell termutakhir. (komang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: