Masuk Musim Hujan, Warga Kawungsari Trauma Banjir Bandang

Masuk Musim Hujan, Warga Kawungsari Trauma Banjir Bandang

KUNINGAN - Banjir bandang yang melanda Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, sekitar delapan bulan yang lalu menjadi mimpi buruk warga yang tak akan terlupakan. Warga yang terdampak proyek Bendungan Kuningan tersebut trauma dengan banjir bandang saat musim hujan tiba. Hal itu pula yang menjadi salah satu alasan warga menuntut pemerintah untuk segera melakukan relokasi dan pembayaran ganti rugi lahan. Agar mereka bisa terhindar dari bencana tahunan itu. Seperti diungkapkan Asep, salah satu warga Dusun Puhun, Desa Kawungsari, banjir bandang yang terjadi Februari 2018 lalu menyebabkan seluruh perabotan rumahnya tergenang air. Praktis sejumlah peralatan elektronik seperti kulkas, mesin cuci hingga kendaraan bahkan stok gabah hasil panen pun rusak. \"Kejadiannya saat menjelang Magrib. Saya sedang berada di depan rumah tiba-tiba mendengar suara gemuruh dari Sungai Cikaro dan sesaat kemudian air meluap menggenangi rumah warga. Dalam hitungan menit air sudah sedada orang dewasa,\" ujar Asep kepada Radar Kuningan. Asep menceritakan, luapan air Sungai Cikaro yang besar hingga memadamkan aliran listrik membuat suasana kala itu sangat mencekam. Derasnya air yang masuk ke permukiman warga tidak hanya merusak perabotan rumah tangga, namun juga menghanyutkan kandang ternak dan merusak rumah yang masih semi permanen. \"Banjir bandang juga merobohkan pagar depan rumah. Yang saya khawatirkan adalah bagaimana kalau rumah saya ikut roboh. Di mana kami akan tinggal nanti?\" kenang Asep dengan mata berkaca-kaca. Asep mengatakan, banjir bandang seperti itu hampir terjadi setiap tahun di musim penghujan. Oleh karena itu, menghadapi musim hujan tahun, menjadi kecemasan tersendiri bagi warga Kawungsari. Banyak di antara warga yang sudah melakukan antisipasi sejak jauh hari. Sebagian warga sudah ada yang mengemas barang-barang berharga dan menyimpannya di tempat aman. \"Saya sampai membuat para darurat di setiap kamar untuk menyimpan pakaian dan barang-barang berharga. Istilahnya bubuntelan, kami sudah memasukkan barang-barang penting ke dalam karung kemudian disimpan di para atau rak tembok yang posisinya lebih tinggi,\" ujar Asep. Karena itu, Asep dan warga Kawungsari yang lain sangat berharap solusi relokasi dan ganti rugi lahan akibat proyek Bendungan Kuningan bisa segera terealisasi. Terlebih saat ini memasuki musim hujan, Asep tidak ingin kejadian banjir bandang serupa terulang kembali yang bisa jadi mengancam keselamatan warga. \"Persoalannya, hingga saat ini tidak ada kepastian relokasi kami ke mana dan uang penggantian pun belum ada. Minimal uang ganti rugi sudah ada, kami bisa gunakan untuk ngontrak rumah di tempat yang aman,\" ujar Asep. Untuk merehab rumah, Asep mengaku tak mungkin dilakukan. Mengingat rumahnya pun tak lama lagi akan ditenggelamkan. Jika dibiarkan, Asep khawatir banjir bandang akan kembali datang dan merusak bangunan rumahnya menjadi lebih parah. \"Jadi serba salah. Mau diperbaiki nanti juga bakal ditinggalkan. Jadi solusinya kami berharap secepatnya ada ganti rugi dan relokasi, agar kami bisa terhindar dari bencana banjir bandang yang mungkin saja mengancam nyawa kami,\" pungkas Asep. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: