Gelar Apel Kesiapsiagaan, Pemkab Bentuk Tim Reaksi Cepat Bencana

Gelar Apel Kesiapsiagaan, Pemkab Bentuk Tim Reaksi Cepat Bencana

CIREBON-Memasuki musim penghujan akhir tahun 2018 ini, potensi bencana kapan saja bisa terjadi. Karena itu, agar tidak kecolongan, Badan Penanggulangan Bencana Daearah (BPBD), Polri, TNI dan sejumlah sektor, menggelar apel kesiapsiagaan pasukan tim reaksi cepat (TRC) di Stadion Ranggajati Sumber, Senin (26/11). Kepada sejumlah media, Pj Bupati Cirebon Dr Ir H Dicky Saromi MSc menyampaikan, ada tiga kedaruratan dalam bencana. Yakni siaga, tanggap dan masa transisi. \"Nah sekarang yang kita lakukan adalah tanggap darurat bencana,\" kata Dicky usai memimpin apel kesiap-siagaan TRC. Lebih lanjut, ujarnya, di Kabupaten Cirebon hingga bulan Oktober mengalami bencana banjir sebanyak 13 kali di 117 desa, bencana longsor enam kali di enam desa. \"Bahkan secara nasional, Kabupaten Cirebon masuk ke dalam indeks peringkat ke-107 rawan bencana. Dan peringkat ke-7 rawan bencana di Provinsi Jawa Barat,\" tutur Dicky. Dalam hal ini, pihaknya pun telah menandatangani Surat Keputusan (SK) No 360/BPBD tahun 2018. Dan SK ini berlaku dari tanggal 1 November 2018  hingga 31 Mei 2019. \"Dan pada bulan ini, adalah masa siaga darurat bencana,\" katanya. Pada saat pelaksanaan apel kesiap-siagaan, pihaknya berharap mampu meminimalisasi korban akibat dampak bencana. \"Bilamana potensi bencana itu tiba, kita sudah menyiapkan upaya dan berbagai langkah persiapan, baik SDM, mobilisasi, serta peralatan agar selalu siaga,\" jelasnya. Pada kesempatan itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon H Dadang Suhendra menambahkan, saat ini prioritas tanggap bencana ada di wilayah timur, yakni Kecamatan Ciledug, Paselaman dan Waled. \"Ada tujuh titik sungai dan tanggul kita benerin dan normalisasi, yakni di Kecamatan Ciledug, Paselaman dan Waled,\" katanya. Dalam tanggap bencana ini, tidak ada anggaran khusus yang dikucurkan. \"Kesiap-siagaan ini tak ada anggaran. Semua sektor kita bekerja sama untuk sama-sama tanggap,\" ujarnya. Ditambahkannya, ada sekitar 450 personel yang diterjunkan dalan tanggap darurat bencana. BPBD Kabupaten Cirebon juga menerima bantuan plang (papan petunjuk) berupa jalur evakuasi, titik kumpul atau rambu-rambu petunjuk arah bila terjadi bencana. \"Plang ini dipasang di 16 kecamatan, termasuk tiga kecamatan rawan bencana di wilayah timur. Ini merupakan langkah untuk mengurangi risiko bencana,\" tukasnya. BBWSCC TAK BISA BERESI SUNGAI Pada kesempatan itu, Pj Bupati Cirebon Dr Ir H Dicky Saromi MSc menyampaikan, pihaknya tidak bisa hanya menunggu BBWS untuk memperbaiki sungai kritis. Oleh karena itu, pihaknya akan bekerja sama dengan warga untuk memperbaiki sungai yang kritis, yang berpotensi menyebabkan bencana banjir. “Kita membantu BBWS. Kemarin sudah ada kesepakatan, salah satunya melakukan beberapa pengerukkan sungai di Cirebon timur untuk tiga kecamatan, yakni Ciledug, Pasaleman dan Waled. Kita gotong royong dan pemerintah memberikan alat beratnya berbentuk beko dan masyarakat dengan tenaganya,” jelasnya. Pihaknya masih fokus terhadap titik-titik yang mengalami banjir di awal tahun 2018 lalu. “Kalau banjir masih pada titik-titik yang merupakan daerah hilir dari pada sungai-sungai. Misalkan Cisanggarung dan 13 sungai lain yang menjadi perhatian kita,” bebernya. Potensi bencana di Kabupaten Cirebon cukup besar. Karena memang dari sisi geografis, Kabupaten Cirebon termasuk rawan bencana. Pasalnya, ada 13 sungai besar yang mengalir ke Kabupaten Cirebon. Kemudian ada juga daerah-daerah dengan rawan longsor. Karena, Kabupaten Cirebon punya dataran tinggi dan dataran rendah. (via/den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: