Program Runtah Rangers, Transaksi Menggunakan Sampah

Program Runtah Rangers, Transaksi Menggunakan Sampah

CIREBON–Barang bekas sering dianggap tidak berguna. Sanggar Lingkungan Hidup Cirebon menghadirkan program yang bernama Runtah Rangers. Program ini adalah menanggulangi barang bekas atau sampah menjadi nilai tukar menguntungkan. Agen Runtah Rangers adalah agen Sanggar Lingkungan Hidup Cirebon yang melayani pembayaran listrik, pembelian pulsa, zakat dan telepon dengan menggunakan sampah. Cukup dengan mengumpulkan sampah, warga dapat menukarkannya dengan berbagai transaksi elektronik. Agen yang terdaftar dapat melakukan pelayanan berkaitan dengan hal tersebut. Sampah akan dikonversi ke Rupiah, tergantung dari jenis dan seberapa banyak sampah yang dikumpulkan. “Misalnya, 1 kilogram sampah bisa untuk pulsa berapa ribu. Atau kalau beli pulsa Rp5 ribu berapa kilo sampah yang harus dibawa konsumen? Sistemnya, setiap agen yang mengumpulkan sampah akan diambil oleh Sanggar Lingkungan Hidup dan dibeli,” ujar Cecep Supriyatna, pendiri Sanggar Lingkungan Hidup. Cecep juga menuturkan, latar belakang terbentuknya program tersebut berawal dari minimnya kesadaran warga terhadap lingkungan. Keprihatinannya diperparah dengan fasilitas pembuangan sampah yang minim dan lamban. Dengan hadirnya program tersebut, dirinya berharap dapat mengurangi sikap warga yang membuang sampah sembarangan. Selain itu, dapat mengedukasi masyarakat tentang memilah sampah dan melatih menjadi sociopreneur. Alur konversi, sampah anorganik yang dihasilkan rumah tangga diantar kepada agen Runtah Rangers dan akan diambil oleh Sanggar Lingkungan Hidup, kemudian dibawa ke Hanggar Pengelolaan Sampah Anorganik. Setelah itu sampah tersebut akan dipilah. Sampah yang tidak terpakai dan tidak dapat didaurulang akan dimasukkan ke bank sampah. Di sini bisa langsung ditukar dengan token listrik, pulsa, bahkan alat tulis sekolah. Sedangkan untuk sampah yang bisa didaur ulang, akan dikolola menjadi barang pakai seperti kerajinan, aksesoris, peralatan rumah tangga dan lainnya. Agen yang tergabung mendapatkan penghasilan dari penjualan pulsa atau pembayaran listrik secara langsung. Opsi lain adalah dari selisih harga yang disetor ke Sanggar Lingkungan Hidup. “Misalnya, masyarakat menjual sampahnya kepada agen 2.000. Sampah tersebut kita terima dari agen di atas harga tersebut, tergantung jenis sampahnya. Keuntungan tidak langsung jika agen memiliki downline. Misalnya downline-nya mendapatkan keuntungan dari menjual pulsa sebesar Rp1.200. Nah, Rp200 bisa untuk agen,” ujar Cecep. Selain itu, terdapat juga aplikasi terkait transaksinya. Aplikasi itu diberi nama Agan, yaitu sebuah platform digital dan fokus pada pembayaran PPOB, layanan perbankan, dropshiper, bansos, dan lainnya. “Tujuannya ingin mempersiapkan warga untuk semakin mengarah ke era digital. Jangan sampai ketinggalan teknologi. Aplikasi sudah launching tahun lalu dan telah bekersama dengan Baznas, atau juga bank-bank BUMN,” tutur Boy, partnership manager. (ade-magang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: