Dislakan Kabupaten Cirebon Kesulitan Data Hasil Tangkapan Nelayan

Dislakan Kabupaten Cirebon Kesulitan Data Hasil Tangkapan Nelayan

CIREBON-Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislakan) Kabupaten Cirebon sampai saat ini, mengaku kesulitan untuk mendata secara real jumlah hasil tangkapan nelayan setiap tahunnya. Hal tersebut dikarenakan tidak semua tempat melaksanakan lelang. Sehingga, perhitungan yang digunakan oleh dinas hanya sebatas estimasi saja. Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dislakan Kabupaten Cirebon Samsudin saat ditemui Radar Cirebon. Menurutnya, saat ini hanya ada dua tempat pelelangan ikan yang berjalan secara optimal dan melaporkan hasilnya ke dinas. “Yang jalan itu yang di Karangreja dan Bondet saja. Mereka aktif melakukan pelelangan, meskipun tidak semuanya. Ini yang tentunya menyulitkan kita untuk melakukan pendataan hasil tangkapan. Dan setiap tahunnya hanya berupa estimasi saja,” ujarnya. Seharusnya, menurut Samsudin, setiap hasil tangkapan laut sebelum jatuh ke tangan pembeli ataupun lainnya, terlebih dahulu seharusnya masuk ke tempat pelalangan. Selain agar harga ikan tidak dimonopoli tengkulak, dinas juga bisa dengan mudah menghitung pendapatan dari jumlah ikan tangkapan. “Tidak semua tempat sudah melakukan lelang. Ada Ambulu, Gebang, Ender, Mundu dan Bungko yang belum melakukan lelang. Tapi kita sudah investasikan dana yang tidak sedikit untuk merehabilitasi bangunan dan memperbaiki sarananya. Harapannya, kita nanti mulai running di Desember untuk percobaan. Target normalnya ya di 2019. Jika itu sudah dilaksankan (lelang, red) pendataan akan lebih mudah,” imbuhnya. Selain mempermudah pendataan, lelang juga menurut Samsudin nantinya akan membantu mengerek PAD Dislakan yang nantinya berimbas pada naiknya pendapatan daerah. Dan tentunya akan membuat semakin banyak program-program pemerintah untuk nelayan. “Tapi target kita tahun depan, tujuh titik lokasi TPI di kabupaten yang baru saja direvitalisasi, dan sudah mulai melakukan lelang. Memang, awalnya sulit tapi harus mulai dibiasakan. Ini akan mempermudah pekerjaan lainnya,” katanya. Saat ini, diakuinya, Dislakan tidak punya data real hasil tangkapan ikan setiap tahunnya. Dislakan selama ini menggunakan sistem perkalian jumlah perahu di Kabupaten Cirebon dikali dengan hasil tangkapan rata-rata perperahu selama setahun. “Kalau angka perkiraannya hasil tangkapan kita itu sekitar 31 ribu ton pertahun, tapi kita berbicara angka perkiraan bukan angka real. Karena untuk angka real, kita terkendala pendataan,” ungkapnya. Sementara itu, sejumlah nelayan meragukan pelaksanaan lelang bisa dilakukan dalam waktu dekat. Ridwan salah satu nelayan yang ditemui Radar  Cirebon menuturkan jika saat ini masih banyak nelayan yang bergantung setiap harinya kepada tengkulak. Sehingga tidak mudah begitu saja langsung berpindah dengan melakukan lelang. “Banyak nelayan yang masih punya kaitan  dengan tengkulak, utamanya persoalan hutang, kalau kita lelang di TPI terus yang melunasi hutang kita siapa, selama ini kita bergantung ke tengkulak dan bakul untuk menghidupkan ekonomi di kampung nelayan, jadi kalau tanya saya soal TPI tentu saya tidak yakin ini bisa jalan tahun ini ataupun tahun depan,” pungkasnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: