Pemkot-Pemprov Tata Alun-Alun, Jalan Siliwangi, dan Karanggetas, Bakal Bikin Warga Betah

Pemkot-Pemprov Tata Alun-Alun, Jalan Siliwangi, dan Karanggetas, Bakal Bikin Warga Betah

CIREBON-Cirebon sehati untuk Jawa Barat lahir dan batin. Itulah gabungan motto Jawa Barat dan Kota Cirebon di tangan pemimpin barunya. Kota dengan jumlah penduduk sekitar 300 ribu jiwa ini menanti perubahan. Edisi ketiga hari ini, road map pariwisata Kota Cirebon, tentang rencana menata ulang Alun-alun Kejaksan dan Jalan Siliwangi. Nantinya akan seperti apa? tahun 2019 menjadi titik awalnya. Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mengguyur anggaran Rp30 miliar untuk penataan Alun-alun Kejaksan, pusat budaya di Gedung Negara, hingga penataan jalur main street dan shopping street di Jalan Siliwangi hingga Jalan Karanggetas. Untuk merealisasikan pariwisata Kota Cirebon menjadi juara, tentu butuh persiapan. Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Cirebon Ir H Yoyon Indrayana MT mengatakan mau tidak mau seluruh stakeholders pemerintah harus bersiap untuk berkolaborasi. Terutama DPUPR (dinas pekerjaan umum dan penataan ruang) yang bakal mengeksekusi pekerjaan fisiknya. Apalagi Pemprov Jawa Barat juga sudah menyediakan anggarannya. “PUPR harus siap. Kita kan dikasi dana, harus siap. Tinggal mengerjakannya. Kalau nggak kan hangus anggarannya,” tutur Yoyon kepada Radar Cirebon. Dikatakan dia, langkah pertama untuk penataan Alun-Alun Kejaksan adalah menyiapkan design engineering detail (DED). Itu menjadi tugas pertama dari DPUPR, dalam hal perencaan desain. Agar pelaksanaan tidak molor. Penyusunan DED, dikerjakan pada triwulan pertama. Sehingga pada triwulan kedua dan ketiga tinggal pelaksanaan pekerjaan fisik. “Di awal tahun kita siapkan DED, dengan anggaran sekitar Rp250 juta-Rp300 juta. Itu detail sampai ke pembuatan basement ke bawah tanah. Karena di sana (Alun-alun Kejaksan, red) kan fasilitas parkir kurang,” jelasnya. \"\"Penataan Alun-alun Kejaksan sendiri tak mengubah fungsinya sebagai tempat olahraga, rekreasi, dan juga kegiatan upacara. Namun dalam perancangan, bakal memakai lapangan rumput. Keinginannya, bisa memakai rumput sintetis bila anggaran memungkinkan. Selain itu juga ada peningkatan selter. Anggaran tersebut juga bakal digunakan untuk menata jalur main street dan shopping street dari Jalan Siliwangi hingga ke Jalan Karanggetas. Penataan berupa pelebaran jalur pedestrian trotoar. Dengan demikian, jalur tersebut bisa lebih tertata. Terlebih jalur Siliwangi-Karanggetas memiliki nilai historical, yang menghubungkan antara wisata Astana Gunung Jati dengan keraton-keraton di Kota Cirebon. Apalagi di jalur itu juga banyak bangunan heritage. Ada Balaikota Cirebon hingga Gedung Negara di wilayah Krucuk. Sehingga dimasukan sebagai kawasan main street. Yoyon menjelaskan, penataan juga mencangkup perbaikan Tugu Proklamasi atau Perjuangan yang berada dekat Alun-alun Kejaksan. Menurut Yoyon, tugu itu menjadi arti penting. Bisa menjadi ikon baru. Perbaikan tugu itu bisa disinergikan dengan penataan alun-alun dan jalur pedestrian yang membentang dari Siliwangi ke Karanggetas. “Tugu itu punya histori yang sama. Punya nilai kejuangan. Sebagai kawasan bersejarah di Kota Cirebon. Di situ pernah terjadi pertempuran melawan Belanda. Tugu itu juga akan kita perbaiki,” jelas Yoyon. Dengan perencanaan seperti itu, ia berharap itu akan menjadi alun-alun terbaik di Jawa Barat. Sesuai harapan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. “Saya rasa dengan anggaran Rp30 miliar itu akan menjadi alun-alun bagus,” jelasnya. Lalu bagaimana kesiapan pemkot? Yoyon menjelaskan, pemerintah kota harus siap menjalankan ini. Apalagi gubernur juga tak tinggal diam. “Pak Gubernur tetap akan mensupervisi Pemkot Cirebon. Dalam perencanaan, beliau (Gubernur Ridwan Kamil, red) nggak lepas. Kita tetap konsultasi dengan provinsi,” jelasnya. Menurut Yoyon, rencananya pekan depan pihaknya akan bertemu tim asistensi gubuernu untuk kesempurnaan desain dan rencana penataan Alun-alun Kejaksan. Selain DED, kata Yoyon, perlu juga kesiapan dalam membahas Analisis Dampak Lalu Lintas  dan Analisis Dampak Lingkungan yang ditangani oleh SKPD terkait. Sehingga pekerjaan penataan alun-alun ini bisa dikerjakan secara bersama. Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Kota Cirebon Arif Kurniawan mengatakan angaran penataan Alun-alun Kejaksan memang sudah pasti ada. Tinggal kesiapan pemerintah kota dalam merealisasikan hal tersebut. Termasuk DPUPR yang akan melaksanakan anggaran tersebut. Arif mengatakan dalam perencanaan pariwisata Kota Cirebon, penatan alun-alun belum memiliki desain yang pasti. Desainnya baru dibuat dalam DED, di awal tahun ini. Namun ia harapkan pekerjaan itu bisa direalisasikan sampai akhir tahun. Sehingga persiapannya harus benar-benar matang. “Desain kita bikin DED baru dianggarkan tahun depan, sekaligus fisiknya. Gak tahu keburu nggak,” ujarnya. Terkait hal ini, Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Kota Cirebon Hanry David mengatakan pihaknya siap men-support dalam melakukan penyiapan perencanaan. Sejauh ini, masih belum memiliki desain lantaran DED baru dibuat di awal tahun. “Kita tentu akan menyiapkan perencanaanya, yang terbagi pada masing-masing bidang yang ada di PU,” ucapnya. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: