Rokhmin Jadi Mak Comblang

Rokhmin Jadi Mak Comblang

Sunjaya-Tarmadi Sepakat Satu Paket SUMBER- Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Prof Dr Rokhmin Dahuri, menjadi mak comblang untuk memaketkan Sunjaya dan H Tarmadi. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Radar dari internal PDIP, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut memfasilitasi pertemuan Sunjaya dan H Tarmadi di Rumah Makan Minang Saiyo, Kota Cirebon, Rabu (3/4). “Dalam komunikasi tersebut, Sunjaya dan Tarmadi satu paket. Sunjaya E1 dan Tarmadi di posisikan sebagai E2,” ujar dia, kepada Radar. Hasil pertemuan tersebut, kata dia, juga akan disampaikan ke Megawati Soekarno Putri. Sehingga, duet Sunjaya-Tarmadi sepertinya memiliki peluang terbesar untuk mendapatkan rekomendasi. Saat dikonfirmasi, H Tarmadi mengakui, dirinya telah dipaketkan dengan Sunjaya. “Kalau secara partai ya memang tidak ada kaitannya. Tapi karena kita mempunyai hubungan saudara, ya saya sih manut saja apa kata Pak Rokhmin,” ujar Tarmadi. Menurutnya, rasionalisasi pemaketan tersebut adalah untuk menggabungkan kekuatan barat dan timur untuk mengamankan dan mendulang suara di dua wilayah tersebut. “Timur dan barat, itu kekuatan yang cukup besar,” ucapnya. Meski demikian, pemaketan tersebut, kata Tarmadi, baru sebatas pandangan H Rokhmin saja, belum final sampai ke ketua umum DPP. “Yang jelas dari pertemuan itu kita dipaketkan,” ungkapnya. Saat dikonfirmasi, Sunjaya juga membenarkan hal tersebut. Menurutnya, di dalam pertemuan tersebut dirinya diposisikan sebagai E1. “E1 adalah harga mati saya, dan saya tidak mau diposisikan sebagai E2. Apalagi ditambah dengan pertemuan tadi, Rokhmin memaketkan saya dengan Tarmadi. Saya E1 dan tarmadi E2,” jelasnya. Sunjaya mengaku, dirinya sudah mengamankan suara di 21 kecamatan di barat dan 19 kecamatan di wilayah timur. Dengan komposisi ini, ditambah kekuatan Tarmadi, kemenangan PDIP ada di depan mata. Sunjaya juga mengungkapkan, dirinya sudah dipanggil DPP PDIP untuk membahas pencalonan bupati. DPP memberi syarat agar calon wakil bupati berasal dari kalangan internal PDIP, dan itu tidak lain adalah H Tarmadi. “Posisi saya di E1 tidak sudah ditanyakan lagi, karena tidak mau jadi E2. Saya pernah diminta oleh Bupati Dedi untuk jadi E2, saya tolak. Kalau boleh saya kasih tau, wakil bupati di tahun 2008 itu harusnya bukan ason, tapi saya, karena posisi saya diminta. Begitu pula dengan cabup hari ini, saya diminta lansung oleh DPP PDIP,” katanya. Tidak berhenti sampai disitu, Sunjaya juga sesumbar, dirinya tidak akan mengambil tawaran bila diposisikan sebagai E2. “Usia saya masih 47 tahun dan pensiun 58 tahun. Masa dari pangkat kolonel nggak naik-naik, mending jadi jendral lagi. Kalau ujung-ujungnya jadi wakil sih, kecuali saya pengangguran ya baru saya mau. Orang saya perusahaan banyak, usaha banyak, tapi itu lah saya,” bebernya. (sam)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: