Pertamina Mampu Kelola Blok Mahakam

Pertamina Mampu  Kelola Blok Mahakam

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menjamin PT Pertamina tidak akan mengulang pengalaman buruk dalam mengakuisisi (penggabungan) Blok West Madura Offshore (WMO) beberapa waktu lalu. Menurutnya, karena pengalaman buruk tersebut, banyak orang termasuk pemerintah terkait yang hingga kini meragukan kemampuan Pertamina untuk mengelola Blok Mahakam. Dahlan mengatakan, produksi Blok WMO sebelum dipegang Pertamina mencapai 20 ribu barel per hari. Angka tersebut lalu anjlok menjadi 7.000-10.000 barel per hari setelah diakuisisi Pertamina. \"Waktu itu ada cerita, bahwa ketika diserahkan ke Pertamina selama dua tahun tidak ada investasi. Namun, secara perlahan Pertamina berhasil meningkatkan produksi WMO, produksinya meningkat menjadi 20 ribu barel, bahkan naik menjadi 30 ribu barel,\" ujar Dahlan di kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (3/4). Dari situ kata Dahlan, Pertamina ternyata mampu menaikkan produksi yang semula dianggap tidak mampu. Dan kini, perusahaan tambang gas plat merah itu ternyata mampu melebihi produksi sebelumnya. \"Sudah meningkat drastis, sehingga beberapa pihak yang menganggap Pertamina tidak mampu, itu terbantahkan sudah. Keinginan saya adalah agar Pertamina bisa menjadi kebanggan bangsa, itu saja,\" kata pria yang pernah menjabat dirut PLN ini. Seperti diketahui, kontrak bagi hasil Blok Mahakam ditandatangani pada 1967 dan kemudian diperpanjang pada 1997 untuk jangka waktu 20 tahun hingga 2017. Saat ini, Blok Mahakam dikelola Total E & P Indonesie, Prancis dan Inpex Jepang dengan komposisi 50:50. Dan total E & P kembali mengajukan permohonan perpanjangan untuk kembali mengelola Blok Mahakam. Pemerintah kini masih melakukan kajian yang mendalam dan komprehensif, serta melibatkan berbagai unsur terkait pengelolaan blok migas yang terletak di Kalimantan Timur itu. Namun, hingga saat ini belum ada keputusan final mengenai pengelolaan Blok Mahakam yang akan berakhir masa kontraknya empat tahun lagi itu. (chi/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: