Wow, Bangunan Kuno di Jamblang ini Kerap Didatangi Turis

Wow, Bangunan Kuno di Jamblang ini Kerap Didatangi Turis

CIREBON-Pengendara yang melintas di Jl Raya Klangenan-Jamblang, pasti sudah tidak asing dengan keberadaan bangunan tua berarsitektur Belanda di sepanjang jalan tersebut. Beberapa di antaranya, masih berpenghuni. Pewaris sekaligus penghuni ke-3, Sek Liong (80) menuturkan, usia bangunan sudah lebih dari 200 tahun lamanya. Di tempat itu, ia tinggal bersama istrinya. Sek Liong memiliki dua anak dan dua orang cucu. Kedua anaknya bekerja di Kota Semarang dan Jakarta. Seluruh arsitektur bangunan, masih asli dari awal berdirinya. Begitu menarik dan langkanya, rumah kuno dengan luas 1.000 m2 itu, kerap dijadikan obyek foto. Bahkan mereka yang berasal dari luar negeri. Sek Liong tidak mengharapkan imbalan dari aktivitas tersebut. Kakek tua itu begitu ramah diajak berbicara. Namun dirinya enggan tampil di media atau dimintai keterangan di depan kamera. “Banyak orang yang motret (mengambil gambar, red), ya silakan asal jangan saya. Turis dari luar pada datang ke sini. Cuma mereka ngomong apa, saya gak ngerti,” tuturnya kepada Radar Cirebon. Lebih lanjut ia mengungkapkan, bangunan tua di sekitar Jamblang, seperti kota mati. Entah karena apa, dirinya mengatakan, penghuninya hanya tinggal menunggu panggilan Tuhan. “Jamblang itu kota mati. Karena kebanyakan penghuninya sudah pada pergi. Saya juga tinggal nunggu panggilan aja. (disebutnya, red) Simatupang atau siang malam tunggu panggilan,” katanya. Tidak ada orang yang secara khusus merawat rumah tua dengan empat kamar di dalamnya itu. Jika rerumputan di teras rumah sudah mulai tinggi, barulah Sek Liong memanggil pekerja untuk merapikannya. Mengenai setuju atau tidaknya rumah tersebut dijadikan cagar budaya, Sek Liong tidak berharap banyak dan mengaku harus terlebih dahulu mengoordinasikan itu kepada keluarga dan keponakan-keponakannya. “Harusnya dinas pariwisata yang giat. Kalau misalkan tempat ini dijadikan cagar budaya, saya tidak bisa memutuskan sendiri. Karena masih punya ahli waris. Seperti keponakan-keponakan, anak, juga cucu,” paparnya. Sementara itu, salah satu warga sekitar, Suminta (67) mengatakan, sejak dulu saat dirinya masih anak-anak, bangunan tua di sekitar Jamblang sudah berdiri, termasuk rumah yang ditinggali Sek Liong. Arsitektur bangunan masih sama seperti dulu. Seperti cat tembok, kusen-kusen, hingga ukiran kuno di setiap sudut bangunan. “Sudah dari dulu. Kalau hari libur banyak orang yang foto-foto. Dulu di sini ramai, toko mas banyak yang buka. Ya sekarang mah seperti ini, udah jarang,” ujarnya. (ade)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: