Ada Tendanisasi, PKL Jl Sudarsono Tetap Tak Mau Pindah Khawatir Kehilangan Pelanggan
CIREBON–Anan sedang gusar. Ia menyadari tak bisa terus bertahan di Jl Sudarsono. Mengingat selter Jl Cipto Mangunkusumo sudah dibuka. Yang dalam waktu dekat bakal diikuti penertiban oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Hal lain yang membuatnya berat pindah ialah pelanggan. Sehari-hari Anan menggantungkan mata pencahariannya kepada pembeli. Kebanyakan datang dari rumah sakit. Baik pegawai maupun pengunjung poliklinik. Kalau pindah, ia khawatir penghasilannya menurun drastis. Juga sudah pasti kehilangan pelanggan. “Yah mau gimana lagi. Bagaimana yang lain saja,” ucapnya kepada Radar Cirebon. Pedagang di kawasan ini sebetulnya sudah mengetahui ditetapkannya Jl Sudarsono sebagai kawasan tertib lalu lintas (KTL) dan zona larangan transaksi PKL. Mereka juga berulangkali didata Satpol PP dan Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disdagkop-UKM). Meski tidak ada kesepakatan tertulis, para pedagang di Jl Sudarsono kompak. Untuk sama-sama mempertahankan diri. Selama mungkin di kawasan itu. Selain Anan, masih ada puluhan PKL lain di kawasan tersebut. Berdasarkan pantauan Radar, Rabu (6/2) ada lebih dari 40 PKL yang berjualan di sisi kanan (dari arah Jl Pemuda) termasuk 15 PKL yang menggunakan tenda biru semi permanen. Sementara di sisi kiri tidak lebih dari 10 PKL. Juher juga seperti Anan. Dia punya kekhawatiran yang sama. Soal pelanggan. Juga soal komitmen pemerintah dalam penertiban. “Kalau kami pindah, nanti di sini ada yang nempatin,” ucapnya. Dia sudah puluhan tahun berjualan di Jl Sudarsono. Sudah dua kali menghadapi penertiban. Yang pertama, memang sempat ramai. Nyaris bentrok. Kejadiannya sekitar tahun 2011. Setelah penertiban oleh Satpol PP, pedagang libur jualan selama beberapa pekan. Lalu kembali buka lapak dan aman-aman saja. Penertiban kedua terjadi tahun lalu. Tapi juga tidak berhasil menggeser mereka dari emperan trotoar. Disdagkop-UKM dan Satpol PP tidak bisa mengelak ketika pedagang menagih pemberdayaan dan juga lahan relokasi. Solusi untuk memasukan pedagang ke lingkungan perkantoran juga gagal. Instansi di sepanjang jalan itu tak mau menampung. Kalaupun ada yang mau, tak punya lahan yang cukup. Untuk relokasi kali ini, Juher tak yakin dengan prospeknya. Selter Jl Cipto menurutnya tak representatif. “Lokasinya kan masuk. Itu siapa yang mau beli,” ucapnya, dengan nada ketus. Juher juga mempunyai dalih lain. Soal tenda biru semi permanen yang didirikan PKL lainya. Selagi tenda itu masih berdiri, ia tak mau pindah. “Kita sudah lama di sini. Sudah puluhan tahun. Harusnya yang ditertibin dulu tuh yang pakai tenda, apa-apaan. Kita akan pindah kalau memang semuanya ditertibkan, jalan ini bersih,” tandasnya, diamini pedagang lainnya, Nana. (awr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: