Distribusi Air Macet, PDAM Ngaku Banyak Masalah

Distribusi Air Macet, PDAM Ngaku Banyak Masalah

CIREBON-Pelanggan PDAM Tirta Giri Nata di Kota Cirebon, seminggu terakhir ini, mengeluhkan distribusi air yang tidak lancar, bahkan mati. Banyak yang menyayangkan pelayanan BUMD ini. Pasalnya, beberapa waktu lalu sudah mengumumkan kenaikan tarif layanan meteran. Keluhan pelanggan diserukan melalui medsos maupun kepada anggota dewan. Menanggapi hal itu, Komisi II DPRD Kota Cirebon yang dipimpin Agung Supirno, Budi Gunawan dan Yayan Sophian melakukan sidak ke Kantor PDAM Tirta Giri Nata di Jalan Tuparev, Jumat siang (8/2). Di hadapan jajaran direksi dan bagian lainnya, Agung Supirno mempertanyakan pelayanan yang tidak maksimal kepada pelanggan PDAM. Padahal, pelanggan harus tetap membayar tagihan penuh dan tepat waktu. \"Sebenarnya ada apa ini? Warga di pesisir, sebagian perumnas dan lainnya mengeluhkan air PDAM mati,\" ujarnya. Hal yang spesifik ditanyakan anggota dewan lainnya, yakni Budi Gunawan. BG demikian panggilan akrabnya, meminta direksi memaparkan secara detail permasalahan yang dihadapi. \"Jangan ditutup-tutupi. Kami wajib tahu dan wajib pula membantu. Karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak,\" tegasnya. Menanggapi hal ini, Dirut PDAM Tirta Giri Nata Kota Cirebon Sofyan Satari membeberkan, permasalahan distribusi air ke pelanggan tahun ini mengalami kendala cukup kompleks. Mulai dari hulu yakni sumber mata air, sampai ke hilir seperti instalasi pipa yang sudah tua. \"Kami mewakili seluruh jajaran direksi dan staf memohon maaf kepada pelanggan atas ketidaklancaran distribusi air,\" ucapnya. Dijelaskan, pihaknya saat ini baru bisa melayani pelanggan selama 18 jam perhari. Ada dua faktor penyebabnya, yaitu faktor teknis. Sistem distribusi dan pipa instalasi di perkotaan sejak tahun 70-an, belum ada pergantian sampai hari ini. Sementara perkembangan kota dan jumlah penduduk semakin masif. Pria yang akrab disapa Opang ini mengungkapkan, sebelum tahun 2000 antara air yang diproduksi dan yang dikonsumsi sama. Tapi beberapa tahun belakangan, tidak demikian. Gudang air Gunungsari dan Prujakan dulu terisi air penuh untuk suplai, tapi sekarang kosong. Air langsung dialirkan dan dikonsumsi masyarakat. \"Faktor selanjutnya adalah faktor alam. Awal tahun merupakan siklus tahunan yang berat untuk suplai air,\" ucapnya. Walaupun sekarang musim hujan, justru pihaknya kekurangan suplai air dari mata air. Ini dikarenakan hujan yang belum merata dan maksimal.  Sehingga, serapan air yang menjadi sumber mata air hanya sedikit. Karena serapan air memerlukan proses yang panjang untuk menjadi mata air, dua hingga tiga bulan. Perlu diketahui, PDAM Tirta Giri Nata bergantung pada ketersediaan airnya dari mata air. Bukan dari air permukaan, seperti telaga, waduk maupun sungai, seperti PDAM daerah lainnya. Ini perlu masyarakat mengerti kondisinya. Kemudian terkait sistem pipa, pihaknya mengaku telah mengikuti kota binaan air minum. Bersama pemkot, telah membangun reservoar atau gudang air. Senin esok (12/2), pihaknya diundang satker Provinsi Jabar. Pemerintah pusat juga membantu pembangunan dan pemasangan pipa JDU sepanjang 8 km. Dari daerah Plangon hingga Kalitanjung. Revitalisasi jaringan perkotaan juga akan dilakukannya. Pipa ukuran 1 inchi yang dulu cukup untuk mensuplai 20 KK, sekarang melayani ratusan KK. Makanya debitnya berkurang, akan diganti dengan pipa dengan volume yang besar. Debit air yang dihasilkan pihaknya 1.061 meter kubik per detik, akan diolah dan ditampung dalam reservoar. Kemudian melalui sistem dan pipa yang baru, pihaknya yakin bisa memenuhi layanan 24 jam penuh. \"Kalau saat ini, tekanan air ditambah, maka pipa yang sudah usang tidak akan mampu menahan tekanan ini. Sudah kami coba, di depan Transmart dan Bukopin Jalan Cipto pecah,\" ujarnya. Solusi untuk wilayah yang terganggu distribusi air, pihaknya sudah menghubungi ketua RW untuk droping air. Permasalahannya muncul, saat droping yang dua kali seminggu ini cepat habis. Tidak semua pelanggan kebagiaan. Ini disebabkan warga yang bukan pelanggan juga ikut mengantre droping tersebut. Jadi, pihaknya akan menyalurkan droping melalui pipa. Air dari mobil tangki dipompa masuk ke dalam pipa dan keluar melalui keran pelanggan PDAM. Diharapkannya, cara ini akan efektif dan berjalan lancar. \"Mudah-mudahan rencana jangka pendek dan panjang perusahaan bisa berjalan lancar. Semua pelanggan bisa terlayani,\" pungkasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: