Nggak Dapat Undangan, SKPD Urung Urun Rembuk Soal Car Free Day

Nggak Dapat Undangan, SKPD Urung Urun Rembuk Soal Car Free Day

CIREBON-Car Free Day (CFD) makin bias tujuannya. Tidak jelas konsep kegiatan dan penataannya. Lebih cenderung jadi pasar rakyat mingguan. Ini terjadi karena pemerintah memang tak ambil peduli. Sembilan tahun lamanya. Hingga kini, pemrintah kota juga belum bergerak. Meski janji untuk membicarakan konsep penataan sudah disampaikan tiga pekan yang lalu. Kemudian diulangi Wakil Walikota Dra Hj Eti Herawati, Senin (11/2). Yang mengagendakan rapat dengan satuan kerja perangkat daerah, Selasa (12/2). “Nggak ada rapat, Nggak ada undangan,” ujar salah seorang kepala SKPD yang dihubungi Radar Cirebon. Ia menolak disebutkan namanya. Khawatir salah, katanya. Kepala SKPD lain yang dihubungi Radar Cirebon ini juga mengakui. Rapat yang dimaksud tidak ada. Sampai petang kemarin. Namun, di luar agenda rapat itu. Beberapa dinas sudah siap dengan konsepnya. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Drs Atang Hasan Dahlan MSi mengaku siap memaparkan konsep membenahi dan menata CFD. “Sudah ada. Intinya ada beberapa pengaturan ruang,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Konsep ini akan membagi ruas Jalan Siliwangi sebagai tempat digelarnya CFD. Artinya, keseluruhan kegiatan tetap akan diakomodir dalam satu jalan. Pembagian ruas jalan ini dimulai dari depan Alun-alun Kejaksan. Di situlah sebagai kegiatan inti CFD, seperti senam, olahraga, sosialisasi penggunaan kendaraan umum dan kualitas udara perkotaan. Karena ke depannya harus sesuai dengan penataan alun-alun juga. Selanjutnya dari Simpang tiga Jalan M Toha sampai Metland Hotel akan digunakan untuk pelayanan sosial kemasyarakatan. Seperti untuk kegiatan donor darah, SIM online, Samsat keliling, ataupun bila ada OPD yang menggelar acara, bisa menggunakan area ini. Sementara untuk pedagang dan parkir kendaraan ditempatkan dari Metland Hotel sampai ke lampu merah Jl Siliwangi-Jl Slamet Riyadi. “Ini nanti kita juga memperhatikan aspirasi. Karena hotel di Jl Siliwangi juga butuh akses untuk tamu,” tuturnya. Dishub, kata dia, menyusun konsep ini dengan memerhatikan rekayasa lalu lintas. Karenanya, pengaturan kendaraan yang menuju ke hotel dan stasiun diperlukan jalur khusus. Namun, Atang menegaskan, ini hanya konsep pemikiran dan baru sebagian dari konsep yang dimilikinya. Masih perlu kajian lebih lanjut dengan stakeholder lainnya. Pasalnya keterlibatan instansi lain seperti Satpol-PP, Disdagkop-UKM, kepolisian sangat penting untuk bersinergi. Kemudian Atang juga mengusulkan payung hukum untuk CFD. Bisa berupa peraturan walikota. Atau meniru daerah lain yang sudah punya peraturan daerah. Sehingga ada kejelasan siapa yang menjadi penanggungjawab kegiatan, kewenangan, anggaran dan lainnya. Karena seperti kota lainnya yang berhasil menata CFD, bisa diimplementasikan dengan sedikit penyesuaian.Pihaknya juga tengah membuat gambar penataan Jalan Siliwangi untuk CFD. Dia minta bidang lalulintas untuk mengerjakan, sehingga jelas konsepnya. Seperti diketahui, desakan menata CFD sudah lama digaungkan mereka yang aktif di kegiatan mingguan. Ketua II FORMI Kota Cirebon, Dr H Dedi Kenedi MPd meminta pemerintah kota untuk bertindak. Setidaknya membuat peraturan. Agar aktivitas ekonomi dan olahraga tidak saling bertabrakan. Ia pun mendesak diberlakukannya Perda Kota Cirebon 2/2016 tentang penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima. Juga SK Walikota mengenai Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTL). \"Senin-Sabtu bisa (bebas PKL). Kenapa di hari Minggu PKL bebas masuk?” tanya dia, Minggu (10/2). Peraih gelar doktor olahraga itu tak menyoal adanya pedagang di Jl Siliwangi. Termasuk selama CFD berjalan. Namun, mesti ada pengaturan zona yang jelas. Mana saja area yang merupakan ruang terbuka untuk kegiatan olahraga maupun komunitas. Juga area yang diperbolehkan untuk pedagang. Namun, pemkot sejauh ini belum memikirkan persoalan di pasar rakyat Stadion Bima. Yang juga sama-sama butuh pengaturan. Karena kian dikeluhkan oleh warga setempat. Juga para pelaku kegiatan. Padahal di dua area ini, FORMI mencatat ada 7 ribu warga yang berkegiatan. Kemudian Klub Jantung Sehat punya 800 perserta senam. Sementara jumlah pedagang di Stadion Bima mencapai 1.000 orang. Dan di Jl Siliwangi disinyalir jumlahnya ratusan. (gus/apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: