Pedagang Pasar Mundu Protes, Akses Jalan Becek dan Kotor

Pedagang Pasar Mundu Protes, Akses Jalan Becek dan Kotor

CIREBON-Ratusan pedagang Pasar Desa Mundu Pesisir mengeluhkan fasilitas serta sarana dan prasarana pasar yang dinilai tidak layak. Bahkan, para pedagang mengultimatum akan melakukan aksi demo besar-besaran, jika pihak pemerintah desa tidak segera melakukan tindakan nyata mengatasi hal tersebut. Ada beberapa poin yang disampaikan para pedagang dalam protes yang dilakukan perwakilan pedagang, Rabu (14/2) kemarin. Di antaranya perbaikan fasilitas, transparansi penggunaan uang lelang pasar, dan yang paling utama adalah penertiban para pedagang yang berjualan di pinggir jalan. “Ada beberapa tuntutan yang akan kita sampaikan, utamanya kepada Pemdes Mundu Pesisir lewat aksi ini dan surat langsung. Selain itu, kita beri juga tembusan kepada pihak terkait seperti kecamatan, polsek dan koramil. Kita sudah lelah dijanjikan perbaikan fasilitas saja. Selama ini tidak pernah terbukti,” ujar salah satu pedagang, Hj Eli saat ditemui Radar Cirebon, kemarin. Menurutnya, fasilitas yang paling mendesak diperbaiki adalah keberadaan jalan yang berada di sisi utara pasar. Menurutnya, jalan tersebut saat ini kondisinya penuh dengan lumpur, becek dan sangat sulit dilalui. Akibatnya, para pembeli enggan masuk ke belakang pasar, karena akses jalan yang membuat tidak nyaman para calon pembeli. “Omset kita setiap hari turun drastis. Jarang pembeli yang lewat ke belakang pasar, karena kondisinya becek dan penuh lumpur. Warga sininya saja kalau lewat mending muter karena kalau lewat jalan samping pasar sangat kotor dan tidak layak,” imbuhnya. Padahal menurutnya, setiap tahun ada dana lelang pasar yang didapat pemdes selaku pemilik aset dari hasil lelang pihak ketiga. Tujuannya, untuk retribusi pasar yang jumlahnya cukup besar dan sangat cukup untuk memperbaiki jalan di sisi utara pasar. “Kami minta transparansi. Kami minta ada penjelasan kenapa dengan uang 90 juta tersebut, tidak ada perbaikan yang bisa dilakukan. Ya minimalnya akses jalan itu nyaman buat penjual dan pembeli,” bebernya. Di akhir pembicaraan, Hj Eli mengaku kesulitan yang dihadapi pedagang pasar, tidak hanya dari sisi sarana dan prasarana penunjang saja, melainkan dari para pedagang yang tidak punya kios atau los yang tiba-tiba berjualan di bagian depan, bahkan meluber ke jalan raya setiap harinya. “Bayangkan saja, setiap hari ada 100 pedagang yang tidak jelas mereka itu dari mana. Tiba-tiba berjualan di bagian depan pasar. Otomatis kan pembeli tidak ke belakang pasar. Ini harus ditertibkan. Lagian bikin celaka dan macet. Pedagang yang di depan harusnya diatur dan disuruh masuk ke dalam pasar. Pokoknya, kalau dalam lima hari tuntutan kita tidak diakomodir, kita akan aksi demo. Kita akan demo sampai tuntutan para pedagang terealisasi,” paparnya. Sementara itu, Haris (35) salah satu pembeli yang ditemui Radar Cirebon menuturkan, jika sebagai pembeli tentu merasa terganggu dengan kondisi fasilitas umum pasar yang sangat membuat para pembeli tidak nyaman. “Ya kondisinya becek dan kotor. Jelas ini membuat tidak nyaman. Harusnya kan ini diperbaiki biar para pembeli bisa leluasa pilih barang sampai ke bagian belakang pasar,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: