Penghargaan Muri, Indramayu Terapkan Sekolah Mangroove

Penghargaan Muri, Indramayu Terapkan Sekolah Mangroove

INDRAMAYU - Pemerintah Kabupaten Indramayu bersama dengan PT Pertamina (Persero) Rafinery Unit VI Balongan menerima penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri), sebagai pihak yang memasukkan Kurikulum Pendidikan Lingkungan Hidup berbasis Mangrove di sekolah formal. Langkah Pemkab Indramayu yang memasukkan mangrove dalam kurikulum di sekolah dasar, merupakan yang  pertama di Indonesia. Dengan kata lain, pelajar di Indramayu sejak usia dini dibekali pendidikan berwawasan lingkungan, dan diharapkan kelak mereka peduli pada lingkungan hidup dimanapun berada. Atas pencapaiannya itu, Pemkab Indramayu bersama PT Pertamina RU VI Balongan menerima penghargaan dari Muri sebagai kabupaten yang berorientasi pada lingkungan hidup sejak masih belia. Penyerahan piagam MURI dilaksanakan Jumat pagi (15/2) oleh Manajer Senior Muri, Jusup Ngadri di Pantai Pelabuhan Cirebon bersamaan dengan kegiatan Coastal Clean Up (pembersihan pantai) dalam rangkaian Hari Anti Sampah International. Bupati Indramayu Supendi menjelaskan, sekolah mangrove adalah sekolah formal tingkat dasar yang berwawasan lingkungan. Menerapkan mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Tematik Mangrove sebagai muatan Iokal. Sekolah mangrove pertama digagas dengan menempelkan subsistem muatan lokal pada sistem baku pada Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu. Bupati Indramayu mengungkapkan, panjang garis pantai Kabupaten Indramayu yang mencapai 147 km, menjadi latar belakang diterapkannya mangrove sebagai muatan lokal. Hal itu membawa banyak manfaat seperti penanaman kecintaan pada lingkungan hidup sejak kecil, juga revitalisasi mangrove di sepanjang pantai Indramayu sendiri. Dengan kondisi demikian maka edukasi terkait lingkungan hidup, khususnya mangrove, di wilayah Kabupaten Indramayu menjadi hal yang urgen. Supendi menyebutkan, program yang digagas Pertamina RU VI Balongan itu dimulai sejak 2016 dengan rintisan sekolah pelaksana tematik mangrove yakni SDN 1 Karangsong, SDN 1 Pabean Udik, dan SDN Unggulan. Selanjutnya pada 2017 dilakukan replikasi pelaksana tematik mangrove dengan jumlah sekolah terus bertambah yakni SDN 2 Karangsong, SDN 3 Karangsong, SDN 2 Pabean Udik, SDN 3 Pabean Udik, SDN 4 Paoman, SDN 1 Pasekan, SDN 3 Pabean Ilir, dan SDN 2 Cangkring. Berikutnya pada 2018, jumlah sekolah semakin bertambah yakni SDN 1 Singaraja, SDN 2 Singaraja, SDN 1 Balongan, SDN 2 Balongan, SDN 3 Balongan, SDN 4 Balongan, SDN 1 Majakerta, SDN 2 Majakerta, SDN 2 Pabean Ilir, SDN 1 Cangkring, SDN 3 Lamarantarung, SDN 1 Dadap, SDN 6 Dadap, SDN 3 Benda, dan SDN 2 Pringgacala. “Pada tahun 2019 bersama dengan RU VI Balongan kita terus lakukan replikasi sekolah mangrove di seluruh kecamatan wilayah pesisir Kabupaten Indramayu di 11 Kecamatan. Jika memungkinkan semua SD kita terapkan,  agar edukasi terhadap lingkungan sudah tertanam sejak dini,\" tegas Supendi. Sementara itu General Manager RU VI Balongan, Burhanudin mengatakan, RU VI Balongan terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi yang nyata terhadap pengelolaan lingkungan hidup. Salah satu program yang telah diinisiasi sejak tahun 2017 oleh CSR RU VI Balongan adalah pengembangan sekolah mangrove. Program ini merupakan kerjasama antara Pertamina, dengan Pemkab Indramayu, dan tim ahli yang kompeten dibidangnya sehingga mewujudkan suatu perangkat pembelajaran yang komperhensif dan dilengkapi dengan kurikulum sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran. Sementara itu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI,  Siti Nurbaya, di sela-sela pemberian penghargaan MURI itu menjelaskan,  apa yang telah dilakukan oleh Pemkab Indramayu dan Pertamina RU VI Balongan sangat positif dan dapat dijadikan bahan rujukan bagi daerah lainnya di Indonesia, untuk menanamkan kesadaran cinta terhadap lingkungan hidup. Selain itu,  lanjutnya,  keberhasilan Kabupaten Indramayu bersama dengan RU VI Balongan dalam mengembangkan mangrove membuat dirinya jatuh cinta dan ingin terus kembali ke Indramayu. Karena, dengan satu mangrove saja, imbuhnya, sudah dapat mengangkat nama Indramayu ke pentas nasional. \"Jujur saja, di forum ini saya mengatakan bahwa saya sudah jatuh cinta dengan Karangsong karena pengelolaan Mangrovenya. Di sana akan kita jadikan sebagai pusat pembelajaran mangrove, baik dari sisi manfaat, dan pengolahannya,\" tutur Siti. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: