Jadi Solusi Petani saat Musim Hujan, Kelompok Tani Mukti Uji Coba Dryer
INDRAMAYU- Kelompok Tani (KT) Tani Mukti Desa Malangsari Kecamatan Bangodua melakukan uji coba alat pengering gabah (dryer), (17/3). Peresmian dan uji coba mesin pengering gabah yang dihadiri ketua KT se- Kecamatan Bangodua, dan Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu ini jadi solusi petani di saat menjemur gabah di musim penghujan. Kasi Bina Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu Aam Muharram SP mengatakan, Indramayu merupakan daerah pesawahan terluas di Jawa Barat. Sehingga, lanjutnya, Kabupaten Indramayu mendapat perhatian lebih dari pemerintah. “Berbagai program pengembang pertanian di Indramayu menjadi perhatian. Indramayu sendiri adalah jadi lumbung padi. Produksi padi petani Indramayu surplus tiap tahunnya 500 ton dari hasil 1,5 juta ton,” ujar Aam. Dengan hasil produksi yang surplus, lanjutnya, Kabupaten Indramayu menjadi lumbung padi terluas di Jawa Barat, menggeser kabupaten lainnya yang beralih menjadi industri. Aam mengatakan, sebagai lumbung padi nasional, petani di Kabupaten Indramayu memiliki peranan penting dalam menyukseskan program swasembada pangan nasional. “Sebagai lumbung padi nasional harus ada keseimbangan antara menjaga sumber daya manusia (SDM) dan teknologi yang diterapkan pada sektor pertanian,” ujarnya. Lebih lanjut, dikatakan Aam, permasalahan yang dihadapi petani, saat musim rendeng atau hujan adalah kesulitan dalam jemur gabah. Dengan batuan mesin pengering gabah atau dryer, Aam berharap, jadi solusi petani ketika kesulitan saat jemur gabah. “Indramayu di tahun 2019 dari anggaran tahun 2018 mendapat bantuan dryer dari pemerintah sebanyak 5 unit, salah satunya di KT Tani Mukti, Kecamatan Bangodua,” ungkapnya. Koordinator BPP Bangodua, H Tarminah SP mengatakan, bantuan mesin pengering gabah dari Departemen Pertanian RI melalui Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, adalah solusi tepat mengatasi permasalahan petani setiap musim rendeng, dimana petani tidak dapat menjemur gabah dengan hasil maksimal, sehingga saat musim rendeng, petani tidak dapat menjual gabah dengan harga maksimal. “Semoga kelompok tani dapat menggunakan mesin dryer sebaik mungkin, tidak hanya sebatas membantu petani-petani yang bergabung pada kelompoknya tetapi petani lainnya di Kecamatan Bangodua,” tutur Tarminah. Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Mukti, Kaedi mengungkapkan, mesin pengering gabah (dryer) yang dimiliki kelompoknya dapat menampung kapasitas gabah sebanyak 10 ton, dengan bahan bakar penggerak mesin berbahan bakar solar, dan bahan bakar penyalur panas untuk mengeringkan gabah dari sekam atau kayu bakar. “Mesin ini dapat mengeringkan gabah basah dengan waktu 8 sampai 10 jam,” jelasnya. Diakuinya, bantuan dryer menjadi harapan petani di saat panen musim rendeng. “Petani kesulitan jemur gabah yang dampaknya harga gabah murah dan merugikan petani,” ujarnya. Pihaknya, sudah melakukan uji coba kepada 9 ton gabah setelah dikeringkan menghasilkan kisaran 7 ton dalam waktu lebih dari 8 jam. “Terima kasih kepada Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu yang membatu kelompok kami dapatkan bantuan dryer,” ucapnya. (oni)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: