Jauhi Patimban, Nelayan Indramayu Cari Lokasi Tangkapan Baru

Jauhi Patimban, Nelayan Indramayu Cari Lokasi Tangkapan Baru

INDRAMAYU - Aktivitas melaut nelayan di wilayah Pesisir Pantura Kecamatan Patrol mulai normal. Tapi tak seperti dulu. Kini, mereka mesti mencari lokasi baru untuk menangkap ikan. Tidak lagi mencari ikan di area Teluk Patimban yang saat ini sedang dibangun pelabuhan internasional. “Sekarang ke tengah atau ke timurnya. Sudah tidak lagi di Patimban,” ucap Saud, nelayan asal Desa Sukahaji, Selasa (19/3). Sejak proyek berjalan, area itu memang harus steril dari kapal tradisional. Nelayan dilarang mendekat, menyusul banyak kapal besar hilir mudik disana. Akhirnya, Saud dan para nelayan lain memilih menyingkir dan mencari area tangkapan ikan yang baru. Namun masalahnya tidak semudah itu. Sebab, mayoritas nelayan di desanya hanya khusus menangkap ikan jenis udang dan rajungan. Parahnya lagi, kondisi laut sudah penuh sampah. “Tidak gampang cari lokasi baru. Kadang kita sampai ketengah, tapi gak dapat tangkapan. Belum lagi sampahnya bikin kotor,” keluhnya. Ketua TPI Sukahaji, H Tamrin membenarkan. Pesisir Pantura Laut Jawa, khususnya di wilayah Kecamatan Patrol dan sekitarnya sudah mulai tidak ramah lagi terhadap nelayan. “Mereka sudah turun-temurun menjadi nelayan. Dulunya, jumlah nelayan yang berada di Desa Sukahaji dan Bugel lebih besar, tapi karena kesejahteraan terus terpuruk, sebagian nelayan akhirnya menjual perahu dan beralih pekerjaan,” ujarnya. Karena itu, pihaknya kembali meminta agar pemerintah memperhatikan nasib nelayan, khususnya yang terdampak proyek pembangunan Pelabuhan Patimban. “Kemarin nelayan kami ada 10 orang yang ikut pelatihan operator kapal motor. Sudah dapat sertifikatnya tinggal tunggu panggilan kerja. Mudah-mudahan benar terwujud,” harapnya. Secara khusus pihaknya berterima kasih kepada pemerintah serta anggota DPR RI H Daniel Mutaqien Syafiuddin ST yang konsisten memperjuangkan nasib nelayan terdampak pembangunan Pelabuhan Patimban. Berkat perjuangan Daniel, kondisi nelayan khususnya di Desa Sukahaji dan Bugel Kecamatan Patrol serta Desa Ujunggebang Kecamatan Sukra mulai diperhatikan. Sebelumnya, H Daniel Mutaqien Syafiuddin ST menyampaikan dukungan pelaksanaan pembangunan Pelabuhan Patimban yang masuk pada Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut. Hanya saja, pria kelahiran Indramayu 30 September 1981 itu meminta Dirjen Perhubungan Laut Ir R Agus H Purnomo beserta jajarannya memberikan perhatian terhadap nasib nelayan tradisional pesisir pantura di daerah pemilihannya yakni di wilayah Kecamatan Patrol dan Sukra. Sebab, keberadan proyek pembangunan Pelabuhan Patimban ternyata membawa dampak sosial dan ekonomi akibat hilangnya mata pencaharian mereka yang mayoritas nelayan kecil. Ini karena lokasi yang saat ini sedang dibangun Pelabuhan Patimban itu merupakan area tangkap nelayan-nelayan kecil asal Indramayu. Nelayan dengan perahu berkapasitas 3-5 GT ini tidak bisa melaut terlalu jauh karena peralatan tangkap masih sangat sederhana. “Pembangunan Pelabuhan Patimban sangat mempengaruhi nelayan yang biasa mencari ikan di wilayah itu. Mereka tidak bisa menangkap ikan lagi disana. Keberlangsungan hidup nelayan-nelayan kecil ini akhirnya terganggu, ini yang harus diperhatikan. Efeknya memang kemana-mana,” terangnya. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: