Camat Pasaleman Kritisi Hari Jadi Kabupaten Cirebon

Camat Pasaleman Kritisi Hari Jadi Kabupaten Cirebon

CIREBON-Berbagai rangkaian acara hari jadi (Harjad) ke-537 Kabupaten Cirebon tidak lepas dari acara kebudayaan dan kesenian. Penjabat Bupati Cirebon Dr Ir H Dicky Saromi MSc mengakui, budaya dan kesenian merupakan bagian besar acara yang ada dalam rangkaian hari Jadi Kabupaten Cirebon. “Memang ada kirab budaya, napak tilas juga supaya kita tahu dan tidak lupa sejarah berdirinya Cirebon. Berbagai event seperti Cirebon Katon Championship jadi ajang anak muda untuk bisa menyalurkan bakatnya, serta kegiatan lainnya,” tuturnya kepada Radar Cirebon. Menurut Dicky, pihaknya sengaja lebih banyak menggelar acara kebudayaan dan salah satunya napak tilas, agar generasi muda Cirebon bisa tahu dan paham budaya dan sejarah dari Cirebon itu sendiri. “Inikan kita memperingati hari jadi ke-537, setiap tahun kita lakukan secara ritual dan budayanya begini, mulai dari Dalem Pakungwati, kemudian juga membacakan babad Cirebon dan berziarah kepada pendiri Cirebon,” ujarnya. Lebih lanjut, dikatakan Dicky, inti perayaan ini adalah ingin melihat cita-cita para pendahulu dan sejauh mana implementasi nya sehingga menjadi masukan bagi pemda untuk melakukan kebaikan untuk masyarakat Kabupaten Cirebon saat ini dan ke depannya. Ditekankan Dicky, akhlak dan kebakian tetap menjadi modal utama dalam melakukan pembangunan, baik pembangunan manusia ataupun infrastruktur. “Harapan kedepan sesuai dengan cita-cita Sunan Gunung Jati yakni ingsun titip tajug lan fakir miskin sehingga akhlak dan kebaikan kita ini semakin meningkat dan lebih dari itu kita tetap memperhatikan kaum fakir miskin untuk sejahteranya masyarakat Kabupaten Cirebon,” ungkapnya. Sementara itu, budayawan Kabupaten Cirebon yang juga merupakan keturunan Pangeran Cakrabuana pendiri Cirebon, Raden Udin Kaenudin mengatakan, hari Jadi kabupaten Cirebon pada 2 April sangat tidak sesuai dengan fakta berdirinya Cirebon. “Berdirinya Cirebon yaitu dibukanya pedukuhan Cirebon oleh Mbah Kuwu Cirebon yaitu pada satu Muharam bukan 2 April,” ujarnya. Dijelaskan Kaenudin, 2 April disebut bukan berdirinya Cirebon tapi Cirebon tidak lagi mengirim upeti ke Kerajaan Galuh. “Saat itu Cirebon sudah berdiri, jadi tidak relevan ketika saat itu disebut berdirinya Cirebon,” ungkapnya. Pria yang juga menjabat sebagai Camat Pasaleman ini mengatakan, tidak masalah jika hari Jadi Kabupaten Cirebon berbarengan dengan hari jadi Kota Cirebon yaitu 1 Muharam. Dirinya sudah mengusulkan pergantian tanggal hari jadi, namun hingga kini belum ada respons. “Sudah kita usulkan adanya pergantian tanggal hari jadi, tetapi belum ada reaksi apa-apa. Namun nanti kita akan kembali usulkan,” tandasnya. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: