Jabatan Sekda Urusan Ano-Azis

Jabatan Sekda Urusan Ano-Azis

Timses Diminta Berikan Masukan Secara Santun LEMAHWUNGKUK – Rotasi dan mutasi jabatan di lingkungan pemerintahan menjadi kewenangan kepala daerah. Begitu pula di Kota Cirebon, wali kota dan wakil wali kota berwenang melakukan rotasi dan mutasi, termasuk untuk posisi sekretaris daerah (sekda). Hal ini disampaikan Wali kota Cirebon Drs H Ano Sutrisno MM. Ano menegaskan, rotasi dan mutasi pejabat di lingkungan Pemkot Cirebon menjadi kewenangan dirinya dan Wakil Wali kota Nasrudin Azis. Selain itu, untuk melakukan rotasi maupun mutasi para pejabat, ada mekanisme dan sistem yang berlaku. “Itu hal yang biasa. Rotasi dan mutasi ada penilaiannya,” terang Ano kepada Radar usai program Sapa Warga di Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Jumat (26/4). Penilaian yang dimaksud, antara lain kedisiplinan dan profesionalitas. Parameter penilaian dibahas dan ditentukan oleh tim terpadu. Ano mengharapkan, semua pihak untuk tidak terlalu jauh memberikan intervensi terhadap hal-hal yang telah ditetapkan menjadi tugas, wewenang dan kebijakan dirinya dan Azis. Meskipun demikian, dia mempersilakan agar memberi masukan, kritik dan saran sebagai bahan pertimbangan. “Saya tidak alergi dengan kritik atau saran. Tapi harus disampaikan dengan elegan dan santun,” imbaunya. Terkait rencana penggantian sekda, termasuk kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Ano menganggap, bukan hal baru. Pasalnya, rotasi dan mutasi merupakan rutinitas untuk penyegaran dan perbaikan kinerja. “Rotasi dan mutasi merupakan kebutuhan organisasi. Bukan hal yang aneh,” ucapnya. Perbedaan terletak pada waktu saja. Dipastikan, suatu saat akan ada rotasi dan mutasi. Selesai 100 hari kerja, Ano dan Nasrudin Azis akan membahas hal tersebut. “Untuk calon sekda dan kepala OPD banyak,” ujar Ano terus berteka- teki. Wali kota dan wakil wali kota, kata Ano, melakukan berbagai kebijakan demi kebaikan untuk semua masyarakat Kota Cirebon. Hal ini, lanjutnya, untuk perubahan ke arah yang lebih baik, terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bagi Ano, pelayanan terbaik kepada masyarakat harus diawali dari PNS selaku abdi masyarakat. Selama 11 hari kerja sebagai wali kota, Ano merasa seluruh program dan kebijakannya tidak terlepas dari batas-batas normatif. Misalkan, sebagai wali kota, Ano memiliki tanggung jawab membina kepegawaian PNS. Menurutnya, termasuk di dalam pembinaan PNS adalah kedisiplinan. Salah satu langkah yang dilakukan dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) di lingkungan sekretariat daerah (setda). “Ternyata, 40 persen PNS di Setda Kota Cirebon tidak hadir apel pagi,” ungkapnya. Hal itu menunjukkan tidak adanya kedisiplinan dari pegawai tersebut. Padahal, sebagai abdi dan pelayan masyarakat, kedisiplinan menjadi salah satu hal penting bagi PNS. Kedisiplinan akan dapat pula berpengaruh kepada hasil kinerja PNS. Dengan demikian, pembenahan birokrasi menjadi suatu keharusan. Sementara itu, bila sebelumnya Subur Karsa Cs mendatangi Nasrudin Azis, Jumat (26/4) giliran Umar Stanis Clau Cs yang ‘mengadu’ kepada mantan ketua DPRD Kota Cirebon tersebut. Dalam kesempatan itu, Umar merasa tidak terima atas pernyataan Subur Karsa yang menilai, Ano telah kurang ajar karena meminta Hasanudin Manap mundur dari jabatan sekda. Dia pun mengatakan, bahwa pernyataannya terkait mundurnya sekretaris daerah bukanlah suatu keharusan. Hal itu hanyalah saran dari tim sukses Ano-Azis. “Itu kan hanya saran, semuanya kembali lagi kami serahkan pada wali kota dan waki wali kota,” tuturnya. Dia pun meminta pada berbagai pihak untuk lebih beretika dalam menyampaikan segala sesuatunya. “Jelas saat kemarin melihat di televisi kalau Subur Karsa mengatakan Pak Ano kurang ajar, ya kami merasa tersinggung. Saat tahu, kami langsung melakukan rapat konsolidasi dan meminta saran pada Pak Ano. Tolong, kalau memberikan saran itu dengan cara yang santun,” tukasnya. Sedangkan Nasrudin Azis menegaskan, tidak ada pengkotak-kotakan antara loyalis Azis dan loyalis Ano. Keduanya adalah tim sukses. Berkaitan dengan apa yang disampaikan oleh tim suksesnya beberapa hari ini, bagi Azis adalah suatu hal yang wajar dan merupakan bentuk perhatian pada pasangan Ano-Azis. “Hanya, caranya yang emosional. Kita tetap agresif, tapi tak boleh emosional, karena yang didasari dengan emosi output-nya tidak akan baik,” ujarnya. Dia pun meminta kepada para tim suksesnya untuk tidak terus berpolemik. Dikatakan, saat memang ada masalah hendaknya diselesaikan dengan kepala dingin, bukan dengan emosi. “Karena kalau api dibalas api, ya semakin besar saja apinya. Ano-Azis tetap kompak, tidak ada sekat. Kita hadapi setiap permasalahan yang ada bersama-sama,” tukasnya. Terkait urusan pegawai baik itu pembinaan, mutasi dan rotasi, Azis meminta pada masyarakat untuk mempercayakan permasalahan itu pada dirinya dan wali kota. Yang jelas, dikatakan Azis, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin. “Biar kami menyelesaikan semuanya. Saya memberikan saran dan masukan, sementara Pak Wali yang memutuskan,” tuturnya. (ysf/kmg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: