Tiga Kecamatan Calon Ibu Kota Inbar Rawan Bencana
INDRAMAYU – Hampir semua wilayah di Kabupaten Indramayu bagian barat (Inbar) merupakan daerah rawan bencana alam angin ribut maupun puting beliung. Namun yang paling sering terjadi yakni di wilayah Kecamatan Kroya, Gabuswetan dan Haurgeulis. Tiga kecamatan ini disebut sebagai lokasi ibu kota calon daerah persiapan Kabupaten Indramayu Barat (Inbar). Kemarin, musibah angin puting beliung kembali menerjang tiga desa di Kecamatan Kroya yakni Desa Kroya, Tanjungpura dan Sumbon. Ini kali ketiga wilayah tersebut dihantam bencana angin kencang. “Sejak awal tahun 2019, sudah tiga kali kejadian. Bulan Februari menimpa Desa Jayamulya, April di Desa Temiyangsari dan sekarang di 3 desa itu,” sebut Camat Kroya, Haryono SH, kepada Radar, Jumat (3/5). Selain ketiga desa itu, bencana alam serupa juga kerap menghantam desa-desa lainnya seperti Sukaslamet, Temiyang, dan Sukamelang. Hanya Desa Sumberjaya yang dinilai relatif aman. “Dari 9 desa di Kecamatan Kroya hanya Sumberjaya yang aman. Lainnya hampir setiap tahun kena musibah angin puting beliung,” ungkapnya. Serupa dari Kecamatan Kroya, sejumlah desa di dua lokasi ibu kota calon daerah persiapan Kabupaten Inbar yaitu Gabuswetan dan Haurgeulis juga hampir setiap tahun menjadi langganan bencana alam angin ribut. Di Kecamatan Haurgeulis, desa yang paling sering terkena musibah angin putting beliung antara lain Mekarjati, Sumbermulya, Haurkolot, Sukajati dan Haurgeulis. Sedangkan di Kecamatan Gabuswetan yaitu Desa Sekarmulya dan Rancamulya. Sebelumnya, Ketua Panitia Pembentukan Kabupaten Indramayu Barat (PPKIB), Sukamto SH menyatakan, Pemkab Indramayu menggandeng Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung untuk melakukan kajian penetapan lokasi ibu kota calon daerah persiapan Kabupaten Inbar. Hasil kajian dari tim ahli Unpad tersebut bakal menjadi rekomendasi dalam menetapkan satu dari tiga wilayah kecamatan yang diusulkan menjadi calon ibu kota Daerah Otonomi Baru (DOB). Yaitu Kecamatan Kroya, Gabuswetan dan Haurgeulis. Sukamto meyakini, tim kajian akan bekerja secara profesional dan kompeten dibidangnya. Aspek strategis seperti letak geografis, tata ruang, potensi wilayah, sampai kerawan kebencanaan dipastikan menjadi faktor yang dikaji. “Saya yakin, tim kajian dari Unpad ini sangat kredibel,” ujarnya. (kho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: