Akhirnya Tim SAR Temukan Jenazah Enik

Akhirnya Tim SAR Temukan Jenazah Enik

MAJALENGKA - Hari keempat proses pencarian korban longsor di Blok Gorolong, Desa Sindangpala, Kecamatan Banjaran kembali membuahkan hasil. Tim Search and Rescue (SAR) gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Tagana, BPBD, Basarnas, masyarakat serta relawan, berhasil menemukan jenazah Enik binti Rumsah (67) sekitar pukul 12.45 waktu setempat, Kamis (16/5). Informasi yang dihimpun di lokasi, jenazah Enik ditemukan oleh Memet warga setempat yang lokasinya sekitar 200 meter dari posisi jenazah Ending yang sehari sebelumnya ditemukan (15/5). Komandan Kodim (Dandim) 0617 Majalengka Letkol Inf Togu Parmonangan SIP mengatakan, kondisi Enik dalam keadaan telungkup menyamping ke arah kiri. Kondisi Enik sendiri ditemukan tim gabungan (titik pertama). Dandim Togu mengatakan, proses penemuan jenazah Enik sendiri berawal dari adanya bau tidak sedap di lokasi titik pertama. Pihaknya termasuk Memet yang menemukan jenazah korban curiga di gundukan material longsor dekat tanggul. Pihaknya terus melakukan upaya pencarian terhadap jenazah setelah istirahat, salat, dan makan siang (Isoma). “Awalnya tim memang sering mencium bau tak sedap di lokasi itu. Setelah ditelusuri, hanya ditemukan bangkai binatang saja. Tapi kembali menyusul bau menyengat saat jam istirahat. Dan akhirnya jenazah korban berhasil ditemukan,” jelasnya. Kondisi jenazah Enik cukup memprihatinkan dengan luka lebam dan lecet. Bahkan dari tubuh korban sudah menimbulkan bau tidak sedap akibat empat hari berada di lokasi tersebut. Beberapa tim gabungan pun menggunakan masker yang sudah disiapkan sebelumnya. Sepertinya, pasca kejadian tersebut korban terlempar dan terpelanting oleh tekanan tanah saat longsor. Setelah berhasil dievakuasi, jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka untuk dimandikan dan disalatkan di masjid terdekat. Sama halnya dengan Ending, pihak keluarga Enik tidak menghendaki untuk dilakukan otopsi terlebih dahulu. “Keluarga sudah mengikhlaskan musibah ini. Sehingga, korban langsung dimandikan, disalatkan, kemudian dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) setempat,” imbuh Dandim Togu. Di samping itu, pihaknya menyatakan tugas pencarian korban sendiri dianggap selesai. Pasalnya, berdasarkan informasi dari masyarakat di Blok tersebut, hanya ada dua korban yang tertimbun longsoran. Dandim menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh tim atas kerja samanya mengupayakan pencarian seluruh korban longsor. Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, Ir Bayu Jaya menyampaikan, pihaknya telah melakukan beberapa upaya penanganan untuk menanggulangi kondisi terjadinya bencana susulan di beberapa daerah yang dikhawatirkan kembali terjadi. Salah satunya, mengantisipasi dengan membentuk tim reaksi cepat yang berasal dari 26 Kecamatan se-Kabupaten Majalengka. Dengan adanya tim tersebut, diharapkan proses penanganan terhadap bencana bisa dilakukan lebih cepat tanpa harus menunggu tim dari BPBD maupun tim lain lintas sektoral. “Kami sudah membentuk tim sebanyak 26 orang yang direkrut dari 26 kecamatan di Kabupaten Majalengka. Mereka kami nilai sudah berpengalaman karena sebelumnya telah mengikuti pelatihan, baik teori maupun praktik, dalam hal ini simulasi,” katanya. Di samping itu, beberapa sarana pun telah dipersiapkan guna mengantisipasi kondisi terburuk manakala terjadi bencana. Seperti dapur umum, tenda pengungsi, alas tidur dan selimut, serta logistik dan kebutuhan lainya bagi korban bencana. Jalur koordinasi lintas sektoral bersama instansi lain, termasuk TNI, Polri dan Tagana, juga sudah diintensifkan. Sedangkan untuk upaya pencegahan dan pemberian wawasan masyarakat agar bisa terlibat dalam proses tanggap bencana dan evakuasi dini pasca terjadi bencana, pihaknya sudah melakukan sosialisasi serta memberikan imbauan kepada masyarkat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan di daerahnya masing-masing. Sementara itu, akibat musibah tersebut, terdapat sejumlah infrastruktur yang mengalami kerusakan. Selain merusak lahan pertanian seluas sekitar tiga hektare, longsor juga menyebabkan pipa yang berfungsi untuk mengalirkan air dari bukit ke permukiman warga mengalami kerusakan. KELUARGA KORBAN TRAUMA Dalam kondisi masih trauma, Emo yang juga adik kandung salah satu korban, yakni Enik mengatakan, saat musibah terjadi, dirinya sempat mendengar suara gemuruh dari tebing yang lokasinya tidak jauh dari tempat mereka menggarap lahan persawahan. Mendengar suara gemuruh tersebut, Emo sempat berteriak kepada korban agar segera berlari. “Yang pertama kali terkena tanah itu Mak Enik. Dia sempat terpental dihantam tanah. Saya sempat teriak minggir-minggir ke Mak Enik,” tutur Emo. Namun, kedua korban tidak mampu menghindar dari material longsor tersebut. Beruntung, lahan sawah tempat Emo berdiri tidak terkena longsor, maupun tergerus material longsoran. “Saat kejadian, Mak Enik berada di bawah, jauh dari tebing. Adapun Pak Ending posisinya lebih dekat ke tebing yang longsor itu. Saya sendiri sekitar 30 meter dari tempat mereka,” ungkapnya. Saat kejadian tersebut, lanjut Emo, Ending mengenakan baju dan celana warna putih. Sementara Enik, kakaknya mengenakan baju dengan motif belang-belang. “Tadinya ada pohon nangka di dekat Pak Ending itu. Tapi sekarang, pohonnya juga nggak ada,” tuturnya. Selain kedua orang tersebut, sempat beredar kabar bahwa warga yang tertimbun tanah longsor berjumlah tiga orang, satu orang lainnya, yakni Ijoh. Namun, kabar tersebut akhirnya tidak terbukti setelah ada salah satu warga yang bertemu langsung dengan Ijoh. Berbeda dengan Eka (20) yang merupakan cucu dari salah satu korban Enik. Saat jenazah Enik tiba di rumah duka, ia tidak bisa menahan kesedihan bahkan sesekali sempat pingsan tidak sadarkan diri. Pasalnya, sebelum jenazah Enik tiba di rumah duka, Eka menceritakan bahwa dirinya merasakan firasat buruk terhadap neneknya. Karena, korban tidak biasanya menggendong cucuknya bernama Rifki yang baru berusia 9 bulan. “Emak (Enik, red) nggak biasanya menggendong Rifki cukup lama dan terus memeluknya. Saya juga sudah menahan emak agar tidak ke sawah karena kondisi cuaca mendung. Tapi ini sudah takdir dan kami menerimanya,” katanya sembari menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP, red) Enik. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: