Grebeg Syawal, Pengakuan Silsilah Leluhur

Grebeg Syawal, Pengakuan Silsilah Leluhur

CIREBON- Kesultanan Kanoman Cirebon rutin menggelar ritual Grebeg Syawal. Tradisi tersebut sudah berlangsung sejak beberapa abad lalu. Prosesi ritual itu dalam bentuk pengakuan terhadap silsilah para leluhur dan perhelatan. Grebeg Syawal yang digelar di Astana Gunung Sembung, Kompleks Makam Sunan Gunungjati kemarin (12/6), dikemas melalui doa, dzikir dan tahlil. Ditujukan kepada para raja-raja Cirebon yang telah seda (wafat). Prosesi ini diawali dengan berkumpulnya para keluarga dan kerabat Kesultanan Kanoman di Pendopo Jinem, atau Bangsal Jinem Keraton Kanoman yang dipimpin oleh Sultan Kanoman XII, Kanjeng Gusti Sultan Raja Muhammad Emirudin, yang diwakili Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran, Patih Kesultanan Kanoman. Juru Bicara Kesultanan Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina ST MHum mengatakan, esensi dari prosesi ritual ini merupakan ziarah kubur, berdoa, dzikir, tahlil dan bersedekah dengan cara surak (membagikan uang) kepada masyarakat yang ada di sekitar kompleks pemakaman. \"Grebeg Syawal ini berlangsung setiap tahun. Dimaksudkan sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia-Nya sehingga dapat melaksanakan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Serta puasa sunnah pada bulan Syawal,\" ujar Arimbi kepada Radar Cirebon. Dalam kesempatan itu, Arimbi berpesan, ziarah ke makam para leluhur bagian dari introspeksi diri yang masih hidup. Artinya, bahwa, kelak di kemudian hari, semua manusia akan kembali kepada Sang Kholik, menemui kematian. Sebelum menemui kematian, harus bisa memperbaiki diri. \"Dengan berziarah, semoga kita mendapatkan barokah dan bisa mendapatkan syafa\'at dari Nabi Muhammad SAW kelak. Dan dapat ditetapkan kekuatan iman dan Islam di masa hidup,\" katanya. Prosesi ritual ini juga, tambah Arimbi, dijadikan media pertemuan silaturahmi dan mengukuhkan persaudaraan antarumat Islam atau disebut dengan Ukhuwah Islamiyah-Basyariyah, antara sultan dengan masyarakat luas yang berziarah di Makam Kanjeng Sunan Gunung Jati. \"Rangkaian prosesi Grebeg Syawal dalam banyak sisi telah mengekspresikan khazanah kebudayaan Islam Indonesia yang tidak bisa dilepaskan dari identitas masyarakat Indonesia, khususnya Cirebon,\" pungkasnya. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: