Banyak Kendala, Luas Lahan Tebu Tersisa 5.000 Haktare, Swasembada Gula Masih Angan-angan

Banyak Kendala, Luas Lahan Tebu Tersisa 5.000 Haktare, Swasembada Gula Masih Angan-angan

CIREBON – Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, H Ali Effendi menyebut, target pemerintah untuk swasembada gula masih jauh dan belum bisa direalisasi dalam waktu dekat. Hal ini dikarenakan masih banyaknya kendala yang ditemui di lapangan terkait pegembangan industri gula di Kabupaten Cirebon. Dua persoalaan utama yang dihadapi, menurut Ali, adalah ketersedian lahan dan produktivitas pabrik gula sendiri. “Pemerintah sebenarnya ingin swasembada pangan, termasuk gula. Cuma memang, untuk teknisnya ada kendala. Dua persoalan utama yang kita hadapi adalah ketersedian lahan dan produktivitas pabrik yang belum optimal,” ujarnya. Diakuinya, setiap tahun ada penyusutan lahan tebu. Di mana, banyak petani tebu yang beralih komoditasnya menjadi tanaman lain. Juga arus industri. “Saat ini kita punya lahan pertanian tebu sekitar 5.000 hektare. Jumlah tersebut terus menyusut setiap tahunnya. Yang harus kita edukasi adalah, meningkatkan keyakinan petani mau menanam tebu kembali. Sehingga, ketersedian lahan untuk pabrik gula bisa diandalkan. Tapi tentunya, itu butuh waktu dan tidak bisa instan, perlu proses,” imbuhnya. Sementara itu, Direktur Utama RNI II, Audrey J Lapian menyebut, target giling untuk PG Tersana baru di tahun 2019 adalah sekitar 2,3 juta kuintal. Target untuk PG Sindanglaut sekitar 2,1 juta. “Untuk target hasil produksi sekitar 16.000 ton gula untuk Tersana Baru. Untuk Sindanglaut capaiannya di bawah sedikit dari Tersana Baru,” jelasnya. Diakui Joli, idealnya, untuk waktilu giling pabrik gula adalah sekitar 150 hari. Sementara ketersedian baham baku saat ini hanya mampu memenuhi masa giling antara 100 hari sampai 120 hari. \"Tentunya, untuk idealnya seluruh waktu digunakan. Artinya, ada 30 sampai 50 hari kosong. Ini yang nanti akan kita coba untuk sesuaikan,\" bebernya. Terpisah, Ketua DPC APTRI PG Tersana Baru, H Mulyadi menyebut, ada beberapa ganjalan petani jelang pelaksaan musim giling tahun ini. Satu di antaranya adalah terkait penetapan harga gula yang hingga kini belum disepakati. \"Kami meminta ada kepastian harga dulu. Ini saya menyuarakan aspirasi petani terkait kepastian harga sesuai dengan janji presiden. Jangan sampai harga seperti tahun lalu yang hanya Rp9.700,\" ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: