Rata-rata Hasil UN SMP Alami Kenaikan

Rata-rata Hasil UN SMP Alami Kenaikan

INDRAMAYU-Hasil Ujian Nasional (UN) SMP Kabupaten Indramayu tahun 2019 ini rata-rata mengalami kenaikan dua digit. Kalau pada tahun 2018 lalu rata-rata hasil UN adalah 43,94, tahun 2019 ini naik menjadi 45,99. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan SMP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Supardo SPd MPd, Kamis (13/6) di ruang kerjanya. Menyinggung tentang peringkat rerata hasil UN SMP se-Jawa Barat, dimana Kabupaten Indramayu berada di posisi paling bawah, Supardo mengatakan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat secara resmi tidak mengeluarkan peringkat hasil UN. Supardo justru mengaku bangga karena untuk tahun 2019 ini seluruh SMP (100%) di Indramayu sudah mengadakan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer). “Kita bangga karena rerata hasil UN mengalami kenaikan. Ini tentu berkat kerja keras semua pihak, baik kepala sekolah, guru, siswa serta dukungan komite sekolah,” ujar pria yang pernah menjabat kepala sekolah di Jepang ini. Supardo mengakui, jika dibandingkan dengan rerata hasil UN tingkat provinsi maupun nasional, Indramayu memang masih berada di bawah. Rerata hasil UN tingkat provinsi untuk tahun 2019 ini adalah 52,19, dan rerata tingkat nasional 51,76. Sementara Kabupaten Indramayu hanya 45,99. Namun, Supardo mengaku bangga karena tingkat integritas atau kejujuran dalam pelaksanaan UN di Indramayu cukup tinggi. “Integritas dan kejujuran itu lebih penting artinya,” tandas Supardo. Meski demikian, Supardo menilai, ada beberapa faktor yang membuat rata-rata hasil UN di Indramayu masih rendah. Diantaranya masih banyak sekolah yang belum memiliki perangkat komputer sendiri, sehingga para siswa harus numpang UNBK ke sekolah lain. Menurutnya, hal ini secara psikologis sangat berpengaruh terhadap siswa. Karena siswa harus berpikir sua kali. Selain berpikir harus menjawab soal mereka juga berpikir untuk menggunakan komputer, dan ini secara psikologis sangat berpengaruh. “Tapi harus diakui juga kalau masih banyak guru yang kompetensinya rendah, dan ini juga ikut berpengaruh. Yang pasti, hasil ini menjadi pelajaran bagi kita agar kedepan bisa bekerja lebih keras lagi. Kompetensi guru harus terus ditingkatkan,” tandasnya. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: