DPUPR Kota Cirebon Belum Siap Kelola Kolam Oksidasi

DPUPR Kota Cirebon Belum Siap Kelola Kolam Oksidasi

CIREBON–Kolam oksidasi milik Pemerintah Kota Cirebon memerlukan banyak perbaikan. Sebelum bisa dioperasikan untuk menampung dan memproses air limbah. Dari tiga kolam oksidasi, dua kolam yakni di Kesenden dan Rinjani kondisinya tidak bisa dipakai. Sedangkan unit di Ade Irma perlu dikaji lagi. Pasalnya disekitar unit tersebut sekarang sudah bermunculan perkantoran, usaha kuliner dan tempat wisata. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR) Kota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSi mengatakan, DPUPR belum sepenuhnya siap menerima tugas pengelolaan. Walaupun dalam Peraturan Daerah (Perda) 4/2017, dalam dua tahun setelah perda diberlakukan, kolam oksidasi diserahkan ke PUPR dan dalam waktu tersebut dilakukan pendampingan oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Giri Nata. \"Ini menjadi PR kita untuk melakukan penanganan. Sebagai pihak yang sudah diserahi pengelolaan kolam oksidasi,\" ujarnya. Mengacu pada pengesahan Perda 4/2017, 31 Agustus nanti adalah akhir dari pendampingan Perumda Air Minum. Selepas itu, DPUPR mesti melakukan pengelolaan sendiri. Namun Gus Mul –sapaan akrab Agus Mulyadi- realistis. Setelah melihat internal DPUPR sendiri dalam hal ini UPT Pengolahan Air Limbah, belum siap sepenuhnya menerima tugas tersebut. Dalam hal personil UPT belum mempunyai petugas yang cukup, demikian pula dengan keadministrasian. Makanya, dia akan meminta perpanjangan pendampingan dari Perumda Air Minum. Paling tidak dua tahun lagi untuk transisi pengelolaan. \"Kita akan ajukan raperda, agar masa pendampingan diperpanjang. Kemudian terkait anggaran juga akan diajukan, karena sampai sekarang belum ada anggaran di UPT untuk mengelola kolam oksidasi. Kita juga akan terus koordinasi dengan PDAM, agar masa pendampingan transisi ini berlangsung sukses,\" terangnya. Terkait tuntutan pelaku usaha sedot WC, Gus Mul menyampaikan sampai saat masih dibahas. Ini juga secara teknis kolam oksidasi Kesenden dan Rinjani yang tidak bisa untuk pembuangan limbah. \"Yang di Ade Irma kondisinya bagus, tapi tidak memungkinkan untuk aktivitas pembuangan limbah tinja, ini mengingat berbagai aspek disekitar instalasi tersebut,\" tandasnya. Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Giri Nata Kota Cirebon Sofyan Satari membenarkan, ada beragam faktor yang menyebabkan kolam okisdasi belum layak digunakan untuk pembuangan limbah sedot wc. Salah satunya, adanya perubahan kondisi disekitar kolam oksidasi itu. Sekarang daerah sekitarnya sudah berubah fungsi menjadi pemukiman penduduk, baik yang di Ade Irma maupun di Kesenden. “Ada perubahan fungsi lain. Kolam itu sekarang menjadi objek wisata yang ramai dikunjungi masyarakat,” kata Opang –sapaan akrabnya- kepada Radar Cirebon. Dari sisi ekonomi juga ada kesenjangan, yaitu biaya revitalisasi kolam akibat endapan, lebih tinggi dari pendapatan retribusi pembuangan limbah tinja. Artinya pemkot akan mengeluarkan biaya lebih besar untuk normalisasi kolam oksidasi. Opang juga menjelaskan, sistem IPLT yang ada belum lengkap, kecuali sistem perpipaannya. Sehingga kecepatan pengendapan buangan tinja swasta akan mengganggu. \"Disarankan kepada masyarakat perkotaan atau yang dilalui jaringan air limbah yang ada, agar dapat menjadi pelanggan pembuangan air limbah,\" tukasnya. Dari pantauan Radar Cirebon, di Kolam Oksidasi Kesenden, sedikitnya ada tiga kolam besar yang berisi air, tapi belum bisa dipastikan apakah itu air limbah atau air tampungan hujan saja. Warna air keruh kehijauan dengan sekeliling kolam tumbuh rumput liar yang cukup rapat dan tinggi. Tidak ada aktivitas apapun yang menandakan adanya pengelola dari Stasiun Pengolahan Air Limbah Kesenden ini. Ada bangunan kosong seperti kantor pengatur pintu air, tapi kondisinya tidak terawat. Demikian pula dengan pintu air, secara kasat mata sepertinya tidak bisa digunakan. Malah kolam itu menjadi tempat bermain dan berenang sejumlah anak-anak. Di kolam lainnya banyak pemancing yang mencoba peruntungannya untuk mendapatkan ikan. Dan ada juga beberapa warga yang sengaja datang untuk sekedar jalan-jalan. ­­(gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: