Keluarga Akui Amsor Memang Mau Dibunuh

Keluarga Akui Amsor Memang Mau Dibunuh

CIREBON-Cemas. Khawatir. Itulah yang terjadi pada keluarga Amsori saat ini. Mereka kaget Amsor akan diproses hukum terkait peristiwa tabrakan di Tol Cipali yang menewaskan 12 orang itu. Keluarga yakin Amsor memang mau dibunuh. Mereka yakin Amsori mendengar sopir bus melakukan percakapan lewat telepon dengan seseorang yang ingin membunuh Amsor. Rumah keluarga Amsor akhirnya terlacak. Di kawasan Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon. Tapi, tak mudah melakukan wawancara. Di salah satu rumah di Watubelah, koran ini hanya menemui ayah Amsor. Tapi tak bisa melakukan wawancara karena faktor usia. Sejumlah tetangga juga enggan memberikan respons. Pengurus kampung setempat akhirnya memberikan data soal kakak Amsor. Dari petunjuk itu, Radar Cirebon pun berhasil menemui pria bernama Misbak (50) itu. Misbak terbuka. Ia membagikan cerita tentang sosok sang adik yang kini dibahas banyak orang setelah kecelakaan maut di Tol Cipali itu. Misbak mengatakan keluarganya kini diliputi kecemasan setelah Amsor dinyatakan menjadi tersangka. Ia lalu menegaskan bahwa adiknya sebenarnya ingin membela diri. Sang adik ingin merampas telepon genggam sang sopir karena ada pembicaraan dengan pihak lain yang ingin membunuh Amsor. “Adik saya terancam. Dia dengar si sopir menyebut nama Amsor dan perencanaan pembunuhan. Makanya nekat ingin merampas handphone sopir, kemudian berujung kecelakaan. Kalau yang diberitakan adik saya berebut kemudi itu jelas salah. Adik saya hanya ingin mengambil handphone sopir agar si sopir tidak berhubungan dengan seseorang yang mengancamnya,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Menurut Misbak, adiknya sudah mendapatkan teror tersebut dalam kurun waktu 2 hari terakhir, sebelum akhirnya terjadi kecelakaan di Cipali. Karena ancaman itu, lanjut Misbak, Amsor juga harus bolos kerja sebagai sekuriti di salah satu kantor di Jl Iskandar Muda, Jakarta Selatan. Amsor juga terpaksa berpindah-pindah untuk menghilangkan jejak dari kejaran orang yang ingin membunuhnya. “Bos dia juga tanya ke temannya, kok Amsor sudah 2 hari gak berangkat. Rupanya, dari pengakuan adik saya, dia dikejar dan diancam akan dibunuh. Beberapa kali orang yang mengancam akan membunuhnya ini datang ke kontrakan Amsor dan menggedor-gedor pintu. Tapi adik saya terus sembunyi dan tinggalnya pindah-pindah. Sering pindah ke rumah temannya agar tidak ketahuan,” katanya. Misbak menambahkan, Amsor belum satu tahun bekerja di Jakarta. Mengingat kepribadian Amsor yang tidak pernah bikin ulah, dirinya juga tidak menyangka ada orang yang ingin membunuh adiknya. Sampai saat ini, dia juga masih penasaran mengapa adiknya itu mau dibunuh pihak lain. Karena kondisi Amsor yang kritis di ruang ICU RS Mitra Plumbon, pihak keluarga pun belum bisa meminta Amsori untuk menjelaskan penyebab dirinya dikejar dan akan dibunuh. “Kondisi adik saya masih parah. Luka di badan, tangan, dan kaki. Bisa ngomong, tapi sedikit. Penyebab dia ingin dibunuh kita juga penasaran dan belum tahu. Amsor dari dulu orangnya alim. Tidak pernah macam macam. Saat di Cirebon juga tidak bergaul yang aneh-aneh. Dari kecil tidak pernah mengalami gangguan jiwa. Saya pastikan dia sehat dan orang baik. Di sini dia tidak pernah berantem,” tuturnya. Misbak juga menceritakan pengalaman Amsor yang pernah membangun rumah tangga beberapa tahun lalu. Sayangnya, hubungan rumah tangga Amsor berhenti di tengah jalan. Ia kemudian merantau ke Jakarta. “Pernah punya istri (menikah, red) tapi sudah cerai satu tahun lalu,” tutup Misbak. Diberitakan radarcirebon.com, kecelakaan beruntun ini bermula dari bus Safari berpelat nomor H1469CB yang melaju di Tol Cipali dari arah Jakarta menuju Cirebon. Bus masuk ke jalur lain sehingga menabrak kendaraan yang berada di depannya. Kecelakaan tersebut merenggut 12 nyawa.(cep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: