Bayi Kembar Siam di RSD Gunung Jati, Hari Ini Dibedah Tim Ahli dari RSUD dr Soetomo Surabaya

Bayi Kembar Siam di RSD Gunung Jati, Hari Ini Dibedah Tim Ahli dari RSUD dr Soetomo Surabaya

CIREBON - Pasangan suami istri asal Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, memiliki bayi kembar siam (tubuh kedua bayi menyatu). Saat ini dirawat di RSD Gunung Jati dan akan dioperasi (pemisahan) di rumah sakit yang sama. Tim ahli bedah dari RSUD dr Soetomo Surabaya didatangkan untuk turut menangani operasi pemisahan. Direktur RSD Gunung Jati, dr Bunadi, membenarkan pihaknya merawat bayi kembar siam berjenis kelamin perempuan itu. RSD Gunung Jati juga akan menggelar operasi pemisahan dengan melibatkan tim ahli dari RSUD dr Soetomo Surabaya. “Ini untuk pertama kalinya kami akan melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam. Kami bersyukur karena akan bersama-sama dengan para tim ahli dari RSUD dr Soetomo Surabaya,” kata Bunadi kepada Radar Cirebon, Rabu malam (19/6). Bunadi sekilas memaparkan kronologi sampai bayi kembar siam dengan berat badan 12 Kg itu dirawat dan akan dioperasi di RSD Gunung Jati. Ia menceritakan, bayi tersebut lahir di RSUD Arjawinangun, lalu dirujuk ke RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung untuk dilakukan operasi pemisahan. Namun, tim dokter di RSHS Bandung menyebutkan, bayi belum siap dioperasi. Pasalnya ada ketentuan terkait minimal usia dan berat badan bayi yang belum cukup. Karena alasan tersebut, bayi dikembalikan kepada pihak keluarga dengan pengawasan dari tim medis RSUD Arjawinangun. “Tapi setelah pulang ke Cirebon, beberapa pekan kemudian salah satu bayi mengalami sakit. Yakni sakit radang paru-paru yang menyebabkan sesak napas pada bayi tersebut. Kemudian bayi kembali dibawa ke RSUD Arjawinangun dan mengontak tim medis RSHS Bandung,\" ungkap Bunadi. Dijelaskan Bunadi, saat itu RSHS Bandung mengabarkan bahwa ruang NICU dan ruang perawatan anak lainnya sudah penuh terisi. Dan tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan medis di Bandung. Demikian pula dengan rumah sakit yang ada di Jakarta. Disarankan untuk dirawat sementara di RSD Gunung Jati sampai ada pemberitahuan selanjutnya. Akhirnya dibawa ke RSD Gunung Jati. Masih kata Bunadi, setelah dirawat selama beberapa hari di RSD Gunung Jati, kondisi bayi sedikit menurun. Maka, diperlukan tindakan medis segera demi keselamatan bayi. Tidak mau pasrah dengan keadaan, Bunadi mengambil inisiatif menggelar rapat dengan tim dokter. “Hasil rapat, kita berupaya mencari tim dokter di seluruh Indonesia yang bersedia datang dan mengoperasi bayi ini di Cirebon,” ucap Bunadi. Maka semua dokter, termasuk dirinya, mengontak kolega-kolega yang ada. Bunadi ingat, ada seorang dokter koleganya dari Unair Surabaya yang ahli bedah. Dokter tersebut bertugas di RSUD dr Soetomo. Beruntung, dokter itu dengan antusias mau datang dan melakukan operasi. Tentunya ada sebuah tim khusus yang bersamanya. Tim itulah yang datang ke Cirebon untuk membantu proses operasi pemisahan. “Kita kedepankan rasa nilai kemanusiaan untuk menolong bayi ini. Minta doanya, mudah-mudahan operasinya lancar, bayinya bisa dipisahkan dan selamat,” pungkas Bunadi. Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni menyebut bahwa biaya pengobatan dan perawatan bayi kembar siam dari dikaver sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan. Hal tersebut disampaikan Eni saat dihubungi oleh Radar Cirebon begitu mengetahui bahwa proses oeprasi pemisahaan bayi kembar siam akan segera dilakukan di RSD Gunung Jati. “Dikaver BPJS biayanya. Sejak awal. Informasi yang saya terima memang akan segera dilakukan operasi pemisahan. Saat ini sedang menunggu tim dokter dari Surabaya,” ujarnya. Eni menjelaskan, ada beberapa pertimbangan kenapa operasi tersebut akhirnya dilakukan di RSD Gunung Jati. Persoalan paling utama adalah ketersediaan alat. “Kenapa tidak di RS yang ada di kabupaten, itu karena alat-alatnya,” imbuhnya. (gus/dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: