Desak Pemerintah Lanjutkan Pembangunan Tanggul, Dibutuhkan Warga untuk Penahan Banjir

Desak Pemerintah Lanjutkan Pembangunan Tanggul, Dibutuhkan Warga untuk Penahan Banjir

CIREBON- Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon meminta pelaksanaan normalisasi Sungai Singaraja dan pembangunan tanggul penahan banjir di Desa Tuk Karangsuwung, Kecamatan Lemahabang dilanjutkan untuk tahun-tahun anggaran berikutnya. Hal tersebut dirasa penting karena pelaksanaan pekerjaan yang saat ini dilakukan BBWSCC tidak cukup untuk meredam banjir yang hampir selalu terjadi di wilayah tersebut. Ketua Komisi III, Suherman saat ditemui Radar Cirebon di sela-sela kunjungan rombongan anggota Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon ke proyek pelaksanaan normalisasi dan pembangunan tanggul penahan banjir, kemarin. Pada kesempatan itu, pria yang akrab disapa Anger tersebut mengatakan, pihaknya mengapresiasi upaya yang dilakukan pemerintah pusat. Namun demikian, idealnya pembangunan tersebut bisa dilakukan secara berkelanjutan. Hingga seluruh bagian tanggul Sungai Singaraja yang melewati pemukiman selesai dilakukan normalisasi dan dibangun tanggul. “Idealnya tentu harus semua bagian tanggul yang melewati pemukiman atau titik-titik kritis lainnya dibangun. Ini penting karena kalau hanya sebagian ya nanti banjir lagi. Misal di lokasi proyek tidak banjir, di lokasi lainnya nanti masih banjir,” ujar Anger. Ditambahkannya, DPRD akan meminta ke pemerintah pusat agar proyek tersebut diteruskan agar manfaat yang dirasakan masyarakat bisa maksimal. Saat ini, di Desa Tuk Karangsuwung, Kementerian PUPR melalui BBWSCC mulai membangun tanggul penahan banjir dengan panjang kurang lebih 640 meter. Dengan harapan, mampu meminimalisasi luapan Sungai Singaraja saat banjir datang. “Tanggul ini tingginya dua meter dengan kedalaman fondasi sekitar 3 meter. Ini akan sangat kuat menahan air yang akan melimpas dari Sungai Singaraja,” ujar Munadi, Humas CV Merlinda yang merupakan pelaksana proyek. Saat ini, pekerjaan yang dilakukan kurang lebih sudah sekitar 30 persen. Tanggul yang terpasang dari susunan batu tersebut dibangun melalui APBN dengan alokasi anggaran sekitar Rp3,8 miliar. “Untuk tanggul sedang dibangun. Pekerjaan lain-lainnya untuk memaksimalkan penanganan banjir juga dilakukan,” imbuhnya. Tak hanya diberikan bangunan tanggul dalam pekerjaan tersebut, pelaksana proyek juga melakukan normalisasi sungai dengan penataan pada dasar sungai. Dengan tujuan, memaksimalkan daya tampung sungai. “Alhamdulillah, respons masyarakat bagus. Program ini dulunya dibawa pak Yoseh Umarhadi anggota DPR RI. Mudah-mudahan setelah ini selesai wilayah Tuk Karangsuwung bisa terbebas dari banjir,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: