Waspada Cacing Hati Hewan Kurban

Waspada Cacing Hati Hewan Kurban

CIREBON - Sumber Daya Manusia (SDM) petugas pemeriksaan hewan kurban di Kabupaten Cirebon terbatas. Jumlahnya 150 petugas. Idealnya, dari 424 desa/kelurahan, tiap desa satu petugas. Demikian disampaikan Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, drh Encus Suswaningsih kepada Radar Cirebon, usai Sosialisasi Ante Mortem Hewan Kurban dan Post Mortem Daging Kurban di aula Dinas Pertanian, Rabu (17/7). Menurutnya, semua petugas diberikan pemahaman pemeriksaan hewan kurban dan daging kurban, termasuk teknik penyembelihannya. Mana yang layak dijadikan korban dari sisi kesehatan dan usia, serta aman untuk dikonsumsi. \"Selama ini dari tahun ke tahun, seluruh hewan kurban yang dicek kesehatannya oleh Dinas Pertanian Kabupaten bebas antraks. Tapi, khawatirnya itu penyakit yang bersifat zonosis dari hewan ke manusia seperti penyakit TB paru, cacing hati,\" ujar Encus. Dia menyampaikan, yang terjadi pada umumnya dari tahun ke tahun adalah cacing hati. Itu kadang muncul. Kendati demikian, daging tetap layak dikonsumsi. Itu tidak apa- apa. Tapi, ketika ada cacing di hati tersebut, lebih baik dibuang atau tidak dikonsumsi. \"Jadi harus lebih hati-hati ketika ada cacing hati. Hindari, lebih baik dibuang. Karena tidak baik bagi kesehatan. Tapi, kalau dimasaknya matang. Tidak masalah. Kalau ingin lebih hati-hati mending tidak dikonsumsi,\" paparnya. Menurutnya, setiap tahun pihaknya mengeluarkan SK yang ditandatangani kepala dinas untuk di peternak maupun pedagang dadakan di pinggir jalan. \"SK itu dikeluarkan setiap tahun untuk mereka yang menjual hewan kurban,\" ucapnya. Encus mengaku, lalu lintas ternak di Kabupaten Cirebon sangat besar. Setiap tahun domba atau kambing untuk hewan kurban 13 ribu ekor. Sedangkan sapi 1.200-1.300 yang dipotong untuk kurban. \"Hampir 100 persen hewan kurban sapi itu dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Meski demikian, pengawasan kita itu ada surat keterangan kesehatan hewan ketika melintas di perbatasan. Tapi, yang kadang suka lolos itu ketika hewan yang dibawa lewat tol,\" tuturnya. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: