Tanamkan Cinta Lingkungan lewat Sekolah Lukis Gratis
Kreativitas anak muda tidak bisa diragukan lagi. Termasuk dalam melakukan inovasi dan memberikan inspirasi di desanya. Adalah Saitor Hidayat (34) yang melakukan gebrakan itu. Mendirikan sekolah lukis gratis dengan tema alam, Saitor ingin menjaga alam tetap asri. Bagaimana kiprahnya? ANANG SYAHRONI, Indramayu TIGA anak perempuan tampak asyik memainkan kuas di atas kanvas. Di lihat sepintas, mereka tengah melukis langit biru dan pepohonan. Di belakang anak itu, juga terdapat lukisan yang sudah jadi yang menggambarkan suasana alam. Ya, mereka ini tengah melukis tentang alam di stan sekolah lukis gratis milik Saitor Hidayat yang ikut meramaikan acara Bursa Inovasi Desa (BID) Region III Indramayu yang diprakarsai Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Indramayu. Saitor sendiri merintis sekolah lukis di Blok Kemujing Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana sejak Februari 2018 silam. Lewat sekolah atau sanggarnya ini, Saitor ingin menanamkan cinta alam dan lingkungan kepada generasi muda lewat seni lukis. Selama setahun berjalan, sudah ada 35 siswa dari sekolah dasar di Desa Rancajawat yang bergabung menekuni seni lukis realis. “Sekarang ada 35 siswa. Kegiatan belajar setiap hari Minggu dengan media lukis menggunakan kanvas, kertas dan cat lukis. Jadi siswa kita unik gambar langsung memakai kuas dan cat, tidak ada gambar dasar gunakan pensil. Sekolah lukis saya gratis tidak ada biaya apapun,” ujarnya. Dijelaskan Saitor, dirinya menggeluti seni lukis sejak tahun 2005, dan pernah ikut pameran seni lukis di galeri Australia pada tahun 2010. Berbekal pengalamannya yang sudah lebih dari 15 tahun menggeluti seni lukis, dan sudah sering mengikuti pameran di berbagai daerah hingga luar negeri, serta keprihatinannya terhadap generasi muda yang kurang peduli dengan alam dan lingkungan, Saitor mendirikan sekolah lukis yang diberinama Sekolah Lukis Saitor. Untuk itu, lanjutnya, tema gambar tentang lingkungan dan alam. Sehingga para siswa di Sekolah Lukis Saitor Rancajawat, menggambar pemandangan alam. Dengan harapan, melalui seni lukis maka akan tumbuh rasa peduli terhadap lingkungan dan alam. “Dapat dikatakan seni lukis saya ini bisa mengkampanyekan hidup selaras dengan alam menjaga kelestarian alam,” tambahnya. Diakui Saitor, dirinya pernah kesulitan dalam memberikan materi kepada para siswanya, terutama ketika mood siswanya sedang tidak bagus. Karena, hasil lukisan tergantung mood dari pelukis. Oleh sebab itu, pihaknya selalu mengagendakan kegiatan belajar di alam terbuka untuk mengembalikan mood siswa, dan mampu mengekpresikan lewat seni lukis. Berkat kegigihan memberikan ilmu lukis gratis bagi siswa, pihak Pemdes Rancajawat pun akhirnya memberikan apresiasi kepada Saitor. “Alhamdulillah, sekarang sekolah saya dapat dukungan penuh dari Pemdes Rancajawat. Bahkan, dijadikan program inovasi pemberdayaan masyarakat,” ujarnya dengan senyum mengembang. Terpisah, Kuwu Rancajawat, Mamet mengatakan, pemerintah desa menaruh perhatian lebih dan mendukung adanya Sekolah Lukis Saitor. Pemdes, lanjut Mamet, mendukung kelangsungan sekolah lukis baik secara materil dengan ikut mengembangkan potensi seni lukis, serta akan mengembangkan Sekolah Lukis Saitor menjadi salah satu program inovasi desa dalam bidang pemberdayaan masyarakat. “Sangat bangga, saya akan dukung sepenuhnya. Kedepan saya berharap sekolah lukis bisa terus berkembang dan memunculkan seniman-seniman dari Rancajawat yang hasilnya bisa dipamerkan di galeri-geleri seni di berbagai daerah,” ujarnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: