Ratusan Pekerja Pertamina Balongan Unjuk Rasa, Tolak Pengalihan Bisnis LNG ke PGN

Ratusan Pekerja Pertamina Balongan Unjuk Rasa, Tolak Pengalihan Bisnis LNG ke PGN

INDRAMAYU - Ratusan pekerja Pertamina yang tergabung dalam Serikat Pekerja Pertamina Bersatu Balongan (SP-PBB) berunjuk rasa di dalam lingkungan kilang Pertamina RU VI Balongan Kabupaten Indramayu, Selasa (23/7). Mereka menolak dengan keras pengalihan bisnis LNG dari Pertamina ke PGN. Aksi yang dimulai pukul 08.30 WIB ini berlangsung sekitar dua jam. Para pekerja dan perwakilan massa menyampaikan orasi mengenai penolakan pengalihan bisnis LNG. Menurut mereka, pengalihan bisnis LNG dari Pertamina ke PGN bisa merugikan negara dan menguntungkan perusahaan swasta atau asing. “Kami menolak keras bisnis LNG dialihkan dari Pertamina ke PGN. Bisnis LNG seratus persen harus untuk negara,” tegas Ketua SP-PBB, Tri Wahyudi. Tri mengungkapkan, jika bisnis LNG diserahkan kepada PGN, maka keuntungan negara hanya 56,96 persen. Sedangkan keuntungan sisanya yang mencapai 43,04 persen akan dimiliki oleh publik. Hal itu dikarenakan 43,04 persen saham di PGN merupakan milik publik (pengusaha swasta/lokal/asing). Tri mengungkapkan, bisnis LNG merupakan bisnis masa depan perusahaan yang harus dijaga eksistensinya. Dengan demikian, negara akan mendapatkan 100 persen keuntungan yang digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk itu, lanjut Tri, SP-PBB menuntut kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk mempertahankan proses bisnis LNG pada Pertamina. Pasalnya, dengan dipegang oleh Pertamina, maka 100 persen keuntungannya untuk negara karena sahamnya 100 persen milik negara. Selain itu, SP-PBB juga meminta kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk memastikan Pertamina dapat menyusun program kerja rencana bisnis LNG yang mendukung Security of Supply Nasional, baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Hal itu karena proses bisnis LNG yang bersifat jangka panjang untuk tetap menjaga kedaulatan energi nasional. “Kami juga mendesak pemerintah untuk menghentikan segala upaya pengalihan proses bisnis LNG yang dilakukan melalui Holding Migas ke PGN karena menyebabkan potensi kerugian negara,” tegas Tri. Pihaknya akan terus berjuang sampai pemerintah benar-benar tetap mempertahankan bisnis LNG kepada Pertamina. “Jika tuntutan kami tidak didengar oleh pemerintah, kami akan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran ke Jakarta. Kami akan masuk ke Jakarta dengan membawa ribuan orang dari 19 serikat pekerja di bawah FSPPB (Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu),” tandasnya. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: