Ekspor Ikan Asin dari Cirebon Tembus Rp186 Miliar

Ekspor Ikan Asin dari Cirebon Tembus Rp186 Miliar

CIREBON-Potensi ekspor hasil laut di wilayah Cireboin ternyata cukup tinggi, tidakj hanya hasil laut atau olahan ikan laut, akan tetapi ikan asin pun tenryata menjadi salah satu komoditas penting dalam ekspor hasil laut khususnya dari wilayah Cirebon dan sekitarnya. Kepala Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Cirebon Obing Hobir As’ari SPi MP didampingi Kasubsi Tata Pelayanan Atmaji Yuwono SPi di ruang kerjanya menjelaskan, ekspor hasil laut khususnya ikan asin pertumbuhannya cukup bagus. Bahkan ekspor ikan asin ini ternyata untuk wilayah Cirebon sudah mulai sejak tahun 2015 yang lalu. \"Hanya saja tahun 2015 saat ini untuk pengenbdalian mutu belum ada kewenangan di kita (SKIPM), maka belum masuk pengawasannnya di SKIPM,\" katanya. Namun seiring peralihan kewenangan pengendalian mutu perikanan kepada kami, kata Obing, mulai tahun 2016 perusahan ekspor ikan asin mulai kita bina termasuk kita sudah menjamin mutu kualitas perikanannya. \"Untuk ekspor Ikan asin, kata Obing, rata-rata dikirim benua amerika, Australia, Eropa dan Asia. Seperti ke Amerika Serikat, Australia, Kanada, Arab, Korea, dan yang terbaru adalah Taiwan (permintaan baru dalam bentuk sampling),\" ujarnya. Adapun jenis ikan asin yang di eskpor ada tiga jenis yakni jenis Jambrong, Bilis dan kapasan, tapi yang paling banyak jenis jambrong. Untuk volume ekspor ikan asin di tahun 2018 mencapai 50 ton dengan nilai komoditasnya mencapai Rp186, 142 miliar. Sedangkan untuk tahun 2019 hinga akhir bulan Juni 2019 ekspornya mencapai 23,477 ton dengan nilai komoditi ekspor mencapai Rp15,225 miliar. besaran komoditas ekspor diangka Rp15,225 miliar besar kemungkinan jenis ikannya bukanlah jambrong, kemungkinan antara Bilis dan Kapasan, namun ketika ikan jambrong sedang musim kemungkinan nilai komoditas ekspornya akan meningkat, karena justru jambrong cukup mahal hingga Rp500 ribu per kg. “Eksportir Ikan asin di wilayah Cirebon sebenarnya ada di Mundu, ada 3 pabrik yang sebenarnya di bawah naungan satu company (perusahaan),” bebernya, Jumat (26/7) Untuk bahan baku, masih kata Obing, memang tidak semua dari laut Cirebon, seperti Jambrong justru didatangkan dari Sumatera, Jawa Timur. Sedangkan bilis dan kapasan dari Indramayu, Cirebon, Subang sampai Jawa Tengah. “Paling mahal ikan asin jenis jambrong,” tuturnya. Sedangkan Frekuensi ekspor ikan asin di tahun 2019, Obing menjelaskan frekuensi pengiriman sudah 14 kali. volume ini diprediksi akan mengalami kenaikan dibandingan tahun sebelumnya, dan diprediksi nanti bisa jadi musim jambrong maka akan naik lagi volume ekspor dan volume komoditasnya. Walaupun Eksportir ikan asin 3 dan masih dalam satu company yakni di mundu kabupaten Cirebon, namun untuk eksportir hasil perikanan laut secara keseluruhan jumlahnya mencapai 16 UP perusahaan yang mengolah ikan, mulai frozen, pengalengan, hingga kering. 16 UP ini tersebar di Indramayu, Kuningan, Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon dan masing masing UP punya kekhasan masing masing. Tidak hanya itu, Obing juga menjelaskan, Cirebon sejak dulu terkenal sebagai kota udang, dan sekarang ternyata sudah ada ada shrimp powder atau tepung udang dan udangnya bentuknya adalah udang rebon, bahkan pabriknya adalah PT Sumber Inti Pangan di Kabupaten Kuningan. Shrimp powder ini, kata Obing, mulai tahun ini dilakukan ekspor ke Thailand. Shrimp Powder ini sebenarnya untuk penambah bumbu makanan atau pelengkap jenis olahan makanan, dan ekspornya dikirim ke produsen makanan olahan di Thailand. “Baru tahun ini dilakukan ekspor dan tercatat sudah 4 kali pengiriman,” ujarnya Harga untuk shrimp powder yang di ekspor juga cukup mahal, 1 kilogram bisa mencapai Rp1 juta lebih harganya. Bahan bakunya udang rebon diolah dan didrop ke perusahaan, bahan bakunya sebagian dari Cirebon dan sebagian dari luar Cirebon. “Ekspor baru Thailand, rencananya akan ekspor ke Pakistan, hanya saja saat ini masih tahap observasi ke Pakistan sifatnya baru pengiriman sampel tapi belum PO,” tandasnya. Obing membeberkan, secara umum ekspor ikan maupun hasil olahan ikan terhitung mulai tahun 2016 volume ekspor mencapai 24.264.367,87 kg dengan total nilai Rp884.060.284.312,86 juta. Tahun 2017 total ekspornya mencapai 24.414.757,92 kg dengan total nilai Rp886.067.612.153,49. Kemudian tahun 2018 volume ekspor naik menjadi 37.141.903,25 kg dengan total nilai Rp1.486.051.595.130,12. Sedangkan tahun 2019, tehritung mulai Januari hingga akhir Juni, kata Obing, ekspor sudah mencapai 17.279,28 ton dengan nilai 50.521.346,04 US dollar. Apabila dibandingkan tahun tahun sebelumnya terus mengalami kenaikan dari 3 tahun terakhir. “Ekspor hasil perikanan dari wilayah Cirebon tidak hanya dari Cirebon, tapi juga dari Indramayu,” bebernya. Bahkan, dalam rangka peningkatan pengawasan perikanan, kata Obing, kami menempatkan petugas di BIJB Kertajati terhitung mulai 1 Juli 2019, setiap poukul 04.30 petugas dari SKIPM Cirebon sudah standby mengawasi lalu lintas perikanan yang melalui Bandara BIJB kertajati sampai dengan pukul 22.00 WIB. “Kami sudah standby di Bandara Kertajati untuk melayani lalu lintas perikanan di bandara,\" ujarnya. Tujuannya, masih kata Obing, untuk mengetahui apakah ikan itu boleh berlalu lintas di bandara kertajati. Karenanya ada 3 personil untuk melayani masyarakat yang akan melalu lintas kan perikanan sekaligus mengawasi apakah ikan itu sesuai regulasi. “Awalnya kita standby di kertajati sejak adanya penerbangan, tapi sempat terhenti karena tergantung jadwal penerbangan. Tapi per 1 Juli aktif lagi,” bebernya. Terhitung BIJB Kertajati membuka kargo, kata Obing, kami sudah mulai membuka pelayanan lalu lintas perikanan sehingga kita sudah operasional sampai sekarang. Bahkan, dari awal sampai sekarang tergolong masih normal dan tidak ditemukan hal-hal yang signifikan terkait lalu lintas perikanan. Bahkan, pernah ada satu orang penumpang mengajukan ijin melalulintaskan ikan, dan kita lampirkan sertifikat ijin kebetulan ikannya bukan masuk kategori ikan yang dilarang, dan ikannya hendak dikirim ke Denpasar yakni ikan gelembung renang dan oleh kami kemudian kita terbitkan perijinan. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: