Pemuda Babakan Peduli Lingkungan dengan Melukis Ban Bekas, Kikis Kebiasaan Buang Sampah Sembarangan
Pemuda di Desa Babakan punya cara unik untuk memanfaatkan barang bekas agar tetap bisa digunakan. Salah satunya, menyulap ban bekas sebagai media penataan lingkungan dan pengaman jalan. PERSOALAN sampah bisa terjadi di mana saja. Tidak hanya di kota-kota besar, di pedesaan pun jika tidak ditangani dengan baik, maka sampah akan menjadi masalah. Berawal dari persoalan sampah dan masih minimnya kesadaran masyarakat, akhirnya membuat puluhan anggota komunitas peduli lingkungan Kobar Desa Babakan, berupaya mengajak masyarakat agar mencintai lingkungan dan membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Kampanye peduli lingkungan tersebut, dilakukan dengan mempercantik lingkungan, memasang ban bekas yang sebelumnya sudah dihias di sepanjang jalan di depan Balai Desa Babakan. Ketua Kobar Desa Babakan, Khoirun kepada Radar Cirebon menuturkan, inisiatif memanfaatkan barang bekas berupa ban mobil sebagai media kampanye peduli lingkungan, ketika ia melihat banyak ban bekas yang sudah tidak digunakan. “Ide ini muncul karena keprihatinan terkait persoalan penanganan sampah. Kesadaran warga yang belum terbangun juga membuat penanganan sampah makin sulit. Seringkali ditemui warga yang membuang sampah di pinggir jalan yang membuat kondisi lingkungan terlihat kotor dan kumuh,” bebernya. Kegiatan memasang ban bekas yang sudah dihias tersebut, sudah sekitar tiga hari dilakukan. Rencananya, untuk tahap pertama, pemasangan ban bekas akan dilakukan di ruas jalan di depan balai desa, dengan panjang sekitar 500 meter. “Untuk ban bekas sendiri kita tidak beli. Kebetulan banyak yang dukung dan punya ban bekas banyak. Bahkan, ada yang sumbangan dari Pak Helmy Faisal Zaini yang mantan menteri itu. Beliau ngasih banyak ban bekas,” imbuhnya. Menurut Khoirun, meskipun belum maksimal, namun kesadaran warga perlahan-lahan mulai terbangun. Sekarang tidak ada lagi warga yang membuang sampah di pinggir jalan di depan balai desa. Padahal, dulu jalanan tersebut penuh sampah karena warga membuangnya di jalanan sepi termasuk di bahu jalan di depan balai desa. “Sekarang kelihatan rapi. Rencananya nanti kita pasang bangku. Kita kasih tanaman. Jadi bisa dipakai buat main dan nongkrong. Kemudian, jadi zona hijau. Pemasangan ini dilakukan secara sukarela dan tanpa paksaan. Semuanya swadaya,” ungkapnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: